1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Suriah Lolos dari Serangan Bom

29 April 2013

Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi lolos dari percobaan pembunuhan setelah selamat dari serangan bom ketika sedang dalam perjalanan menuju Damaskus.

https://p.dw.com/p/18P05
Foto: Louai Beshara/AFP/Getty Images

Serangan terjadi bersamaan dengan seruan para legislator Partai Republik yang meminta agar Amerika Serikat mengambil tindakan setelah munculnya klaim bahwa rejim presiden Bashar al-Assad telah menggunakan senjata kimia atas rakyatnya sendiri dalam konflik yang kini sudah memasuki tahun ketiga.

Stasiun TV milik pemerintah mengatakan, Halqi tidak terluka dalam ledakan di distrik Mazzeh yang terletak di ibukota.

“Ledakan teroris di Mazzeh adalah percobaan untuk menyasar konvoi perdana menteri dan Dr. Wael al-Halqi tidak terluka,” demikian dilaporkan stasiun TV pemerintah sambil menambahkan bahwa ledakan itu telah memakan korban jiwa.

Lembaga Pengawas HAM Suriah yang berbasis di London menyebut bahwa salah satu penjaga Halqi tewas akibat serangan.

“Penjaga kedua dan sopir berada dalam keadaan kritis,” kata direktur lembaga itu Rami Abdel Rahman sambil menambahkan bahwa konvoi itu kelihatannya menjadi target serangan bom mobil yang dikendalikan dari jarak jauh.

Kawasan Aman

Stasiun televisi pemerintah mengatakan bahwa ledakan terjadi di lingkungan dekat sebuah taman umum dan sekolah, kawasan yang dijaga dengan baik karena menjadi tempat kedutaan, bangunan pemerintah, fasilitas intelijen dan tempat tinggal sejumlah tokoh politik.

“Saya sedang berjalan ketika tiba-tiba ada sebuah ledakan yang sangat keras dan saya melihat sebuah mobil terbakar dan orang-orang berlarian,” kata seorang saksi di tempat kejadian.

“Saya mendengar suara kaca pecah,” kata dia menambahkan bahwa dia kemudian mencoba bersembunyi karena khawatir akan terjadi ledakan kedua.

Fotografer AFP yang ada di lokasi kejadian melaporkan bahwa sejumlah kendaraan hancur dalam ledakan, termasuk sebuah bus yang terbakar. Kaca depan mobil-mobil lain di dekat lokasi kejadian juga hancur.

Stasiun TV pemerintah al-Ikhbariya menayangkan cuplikan video Halqi yang sedang mengikuti rapat pemerintah dan memberikan pernyataan setelah itu, namun masih belum jelas apakah video itu diambil sebelum atau setelah serangan.

Sebuah laporan berita mengutip Halqi yang mengatakan “Serangan seperti ini tak lain hanya membuktikan kekecewaan dan keputusasaan kelompok teroris sebagai akibat aksi yang dilakukan tentara Suriah.”

Halqi yang ditunjuk menjadi perdana menteri pada Agustus 2012 setelah pendahulunya Riad Hijab membelot ke pihak oposisi, adalah pejabat pemerintah terakhir yang menjadi sasaran pembunuhan.

Pada Juli 2012, sebuah serangan bom bunuh diri menyasar menteri pertahanan dan wakilnya. Serangan itu menyebabkan menteri dalam negeri mengalami luka serius.

Ibukota negara itu juga menjadi sasaran sejumlah serangan bom besar, termasuk ledakan yang terjadi pada 9 April lalu di pusat kota yang menewaskan setidaknya 15orang.

Intervensi AS

Serangan atas Halqi terjadi bersamaan dengan meningkatnya tekanan dari kubu Partai Republik agar pemerintah Amerika mengambil langkah atas Suriah terkait dugaan penggunaan senjata kimia.

Meski mengkritik kegagalan presiden Barack Obama untuk berbuat lebih banyak, namun ada kesepakatan tentang apa yang harus dilakukan Amerika.

“Kami perlu terlibat. Ada konsensus yang sedang berkembang di Senat AS bahwa Amerika harus terlibat,“ kata Senator dari Partai Republik Lindsey Graham.

Namun ia mengakui bahwa masalah Suriah pelik, dan semua tindakan punya resiko.

Sementara konsensus internasional masih jauh, dengan sikap terakhir Rusia yang berdiri di samping rejim Suriah sambil memperingatkan bahwa pencarian senjata pemusnah massal tidak boleh dipakai untuk menggulingkan Assad.

“Ada sejumlah pemerintahan dan pemain luar yang percaya bahwa penggunaan segala cara adalah pantas untuk menggulingkan rejim Suriah,” kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov di Moskow.

ab/vlz (afp/dpa/ap)