1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Turki Davutoglu Mundur Dari Jabatan Ketua AKP

5 Mei 2016

PM Turki Davutoglu umumkan akan lengser dari jabatan ketua partai AKP dalam munas partai 22 Mei. Dengan itu ia membuka peluang bagi Presiden Erdogan perkuat posisi.

https://p.dw.com/p/1IikL
Türkei Ahmet Davutoglu Premierminister
Foto: Reuters/U. Bektas

PM Turki Ahmet Davutoglu mengumumkan kesiapannya untuk minggir dari jabatan tertinggi partai pemerintah AKP dalam konferensi pers di Ankara Kamis, (05/05/16) ini. Ia terus mengalami tekanan berat dari kubu Presiden Erdogan untuk minggir. Sejak beberapa pekan terakhir, hubungan antara PM Davutoglu dan Presiden Erdogan menegang.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kini memiliki peluang besar mempercepat reformasi tatanan politik sesuai keinginannya. Erdogan berambisi mengubah konstitusi untuk memperkuat jabatannya sebagai presiden.

Krisis politik

Mundurnya PM Davutoglu dari kursi puncak partai AKP oleh sejumlah pengamat dinilai sebagai terjerumusnya Turki ke dalam ketidakpastian politik. Ini merupakan sebuah situasi yang akan merugikan Uni Eropa yang sedang berkutat dengan krisis pengungsi. Pasalnya Eropa amat tergantung dari bantuan Turki untuk mengerem arus pengungsi dari Suriah.

Di sisi lain, juga mengancam posisi NATO yang meminta bantuan Turki sebagai anggota, untuk ikut memerangi teroris Islamic State di Suriah dan Irak.

Kini Turki menghadapi krisis politik dan bisa menggelar pemilu baru tahun ini, guna mewujudkan ambisi Erdogan dalam posisinya sebagi presiden. Sejauh ini Davutoglu diketahui kurang mendukung ambisi presiden Turki itu.

Berbagai harian terkemuka juga menanggapi pro-kontra pengumuman akan lengsernya PM Davutoglu dari kursi puncak partai AKP. Harian Hurriyet memasang kepala berita "Era baru dalam AKP" sementara harian Cumhuriyet menulis headline "Kudeta dari Istana".

Diakui atau tidak, dengan lengsernya PM Davutoglu dari kursi puncak AKP, kekuasaan di Turki nantinya akan terpusat di tangan satu orang. Erdogan juga dituding hendak memerintah secara otoriter di negara dua benua itu.

as/yf(rtr,afp,ap,dpa)