1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Ukraina Mengundurkan Diri

28 Januari 2014

Presiden Yanukovych berjanji memenuhi sebagian tuntutan oposisi dan mencabut undang-undang represif. Parlemen menggelar sidang istimewa, PM Azarov akhirnya mengumumkan pengunduran diri.

https://p.dw.com/p/1AyHP
Foto: Sergei Supinsky/AFP/Getty Images

Hari Selasa (28/01) akan menjadi hari menentukan bagi perkembangan politik di Ukraina. Setelah kubu oposisi melancarkan aksi protes selama dua bulan lebih, Presiden Viktor Yanukovych menawarkan kompromi kepada para pimpinan oposisi. Ia berjanji mencabut undang-undang represif yang diberlakukan dua minggu lalu dan melakukan perombakan kabinet.

Situs internet pemerintahan mengumumkan, Perdana Menteri Mykola Azarov sudah mengajukan pengunduran diri untuk membuka jalan pembentukan pemerintahan baru. Saat ini, parlemen Ukraina menggelar sidang istimewa untuk membahas berbagai langkah reformasi.

Hari Senin, kubu oposisi sempat menduduki gedung Kementerian Hukum di Kiev dan menuntut Yanukovych mundur. Pemerintah mengancam akan memberlakukan situasi darurat. Demonstran akhirnya mengakhiri pendudukan gedung, namun tetap membangun barikade di sekitar bangunan itu.

Aksi protes juga meluas ke daerah-daerah lain. Gedung pemerintahan di sebagian besar provinsi Ukraina diduduki massa. Beberapa pemerintahan lokal menyatakan sudah mengundurkan diri.

Oposisi tolak tawaran kompromi

Presiden Yanukovych Senin malam, kembali melakukan pertemuan dengan tiga tokoh oposisi, antara lain pimpinan Partai UDAR Vitali Klitschko, dan menawarkan kepada mereka jabatan di pemerintahan. Namun oposisi menolak tawaran itu.

Yanukovych akhirnya setuju untuk mencabut undang-undang represif yang diberlakukan dua minggu lalu dan berjanji memberikan amnesti kepada demonstran yang ditahan. Syaratnya, para demonstran harus mengakhiri aksi pendudukan di gedung-gedung pemerintahan dan membongkar barikade.

Tokoh oposisi Yulia Tymoschenko yang berada dalam tahanan menyerukan pada partainya agar tidak menerima jabatan pemerintahan di bawah Presiden Yanukovych. Kubu oposisi tetap menuntut pengunduran diri Yanukovych dan pemilihan umum baru.

Cegah eskalasi

Mengenai permohonan mundurnya, PM Mykola Azarov menerangkan, "situasi konflik saat ini sudah mengancam situasi ekonomi dan sosial di Ukraina, dan mengancam keamanan seluruh masyarakat dan warga".

Sebelumnya, pimpinan oposisi Vitali Klitschko memperingatkan pemerintah agar tidak mendeklarasikan situasi darurat, karena hal itu hanya akan memperuncing situasi dan "meningkatkan eskalasi ke tingkat berikutnya".

Wakil Presiden AS, Joe Biden berbicara dengan Yanukovych lewat telepon dan meminta Presiden Ukraina itu bekerjasama dengan kubu oposisi dan mencari penyelesaian damai. Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier mengatakan, sidang istimewa parlemen Ukraina "bisa menjadi kesempatan baik " untuk memutuskan langkah-langkah reformasi yang menjadi tuntutan demonstran.

Kantor-kantor berita melaporkan, situasi di Kiev saat ini relatif lebih tenang dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Para demonstran tetap bertahan di jalan-jalan sambil menunggu hasil sidang istimewa parlemen.

hp/ab (afp, rtr, dpa)