1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Podium Terakhir Bagi Tony

26 September 2006

Menjelang turun dari kursi pemerintahan, Perdana Menteri Inggris, Tony Blair mencoba untuk tetap menyatukan partainya.

https://p.dw.com/p/CPBm
Tony Blair ketika meninggalkan ruang konfrensi partai buruh
Tony Blair ketika meninggalkan ruang konfrensi partai buruhFoto: AP

Selasa sore kemarin, Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk terakhir kalinya berpidato di hadapan anggota Partai Buruh sebagai kepala pemerintahan.

Blair „Saya ingin memulai dengan mengatakan terima kasih. Terima kasih kepada partai, anggota kami, pendukung kami, orang-orang yang selalu bekerja untuk kami, yang memegang bendera, namun jarang memperoleh pujian. Terima kasih Partai Buruh karena telah memberikan saya kehormatan yang luar biasa dengan mengijinkan saya untuk memimpin Anda dalam 12 tahun terakhir. Terima kasih.“

Setelah perkataan tersebut, giliran kesuksesan masa pemerintahannya yang menjadi pokok pembicaraan. Partai Buruh tidak hanya meningkatkan perekonomian Inggris, namun juga membawa lebih banyak perempuan ke kancah politik, modernisasi sekolah, rumah sakit, dan menurunkan angka pengangguran. Kesuksesan inilah yang harus memberikan kekuatan baru bagi partai.

Blair „Ambil satu langkah ke belakang dan berbangga lah. Negara ini telah berubah karena Partai Buruh. Ini hasil yang harus dilihat setelah kemenangan pemilu tiga kali berturut-turut. Dan lihatlah Partai Konservatif, mereka tidak punya pilihan lain selain mengakui keberhasilan pekerjaan kita. Ketidaktergantungan ‚Bank of England’ tidak berhasil dicapai pihak Konservatif selama 18 tahun, atau upah minimum yang mereka katakan akan memerlukan 1 juta pekerjaan.. Dan sekarang tiba-tiba mereka sepaham dengan kita. Jadi tidak ada alasan untuk merasa ragu, melainkan tataplah selalu ke depan.“

Kemudian tibalah saat yang dinantikan para anggota Partai. Seorang perdana menteri yang dalam keadaan terharu mengaku bahwa sulit baginya untuk menyerahkan tampuk kekuasaan.

Blair „Kenyataannya adalah kita tidak bisa terus memimpin untuk selamanya. Karena itu adalah hal yang benar bahwa ini adalah konferensi terakhir saya sebagai pimpinan. Dan tentu saja sulit untuk melakukannya. Tapi ini juga benar bagi saya untuk pergi, bagi negara, dan bagi partai.“

Setelah itu tidak ada keterangan yang lebih terperinci. Tidak ada masukan untuk bulan-bulan mendatang, tidak ada jadwal yang jelas. Bahkan Blair lebih memilih untuk membicarakan Gordon Brown.

Blair „Banyak omongan tidak benar yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Ini bukan hal yang mudah. Apalagi di dunia politik yang selalu menjadi sorotan publik. Tetapi saya tahu, bahwa partai buruh tidak akan menang tiga kali berturut-turut tanpa Gordon Brown. Ia adalah pengabdi negara yang luar biasa dan ini adalah kenyataan.“

Ini tentu saja ditujukan kepada wartawan harian di Inggris yang terus saja memberitakan persaingan kedua politisi tersebut. Terakhir adalah mengenai isyu bahwa istri Blair menyebut Gordon Brown sebagai seorang pembohong karena ia dalam pidatonya di hari partai terlalu membumbui kerjasamanya dengan perdana menteri.

Tetapi Selasa kemarin, sang perdana menteri berhasil menyatukan partainya. Namun semakin dekat waktu bagi Blair untuk pergi, semakin rapuh pula keharmonisan di partai buruh.