1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

MUI akan Bahas Soal Kasus Sukmawati Bandingkan Nabi-Sukarno

Detik News
18 November 2019

Polemik ucapan Sukmawati Soekarnoputri yang dianggap membandingkan Nabi Muhammad SAW dan Presiden pertama RI Sukarno, akan dibahas dalam rapat kesekjenan MUI. Akibat kasus ini, Sukmawati juga telah dilaporkan ke polisi.

https://p.dw.com/p/3TCvF
Sukmawati Sukarnoputri
Foto: Reuters/Beawiharta

Kasus Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama RI Sukarno akan dibahas di rapat kesekjenan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Rapat kesekjenan akan menentukan perlu atau tidaknya kasus tersebut dibahas di rapat tingkat pimpinan. 

"Itu biasa agenda rapat itu direncanakan oleh rapat kesekjenan, rapat kesekjenan kira-kira menyimpulkan apa-apa saja agenda untuk hari Selasa, tadi sudah ada yang mengusulkan supaya masalah itu akan dibahas dalam agenda hari Selasa," kata Sekjen MUI, Anwar Abbas, saat dihubungi, Minggu (17/11/2019) malam. 
Anwar menegaskan MUI  sampai saat ini belum menyatakan sikap terkait polemik pernyataan Sukmawati. Sikap kelembagaan, kata Anwar, akan dibahas secara bersama di rapat resmi MUI. 

"Belum (sikap kelembagaan MUI). Hari Selasa mau dibahas. Besok akan dibawa ke rapat kesekjenan, nanti kesekjenan mencoba merumuskan dan mendeskripsikan masalah. Itu hari Selasa akan dibawa ke rapat dewan pimpinan," ujar dia. 

Baca juga: Goenawan Mohamad: Adanya UU Penistaan Agama Mencerminkan Kelemahan Iman

Dilaporkan ke polisi

Sebelumnya diberitakan, Sukmawati kembali dilaporkan terkait dugaan penistaan agama. Kali ini Sukmawati dilaporkan oleh Koordinator Bela Islam (Korlabi) karena dituding membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno.

"Kami Korlabi mendampingi Ibu Ratih atas nama pribadi/muslimah dengan melaporkan Sukmawati atas dugaan penghinaan kepada Nabi Muhammad dengan apa yang dikatakan oleh Sukmawati, yaitu membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad," jelas Sekjen Korlabi, Novel Bamukmin, dalam keterangannya, Sabtu (16/11).

Ucapan Sukmawati itu dinilai sebuah penistaan terhadap agama. Pihak pelapor meminta polisi segera mengusut laporan tersebut.

"Maka dengan kemauan Bu Ratih yang merasa nabinya dibandingkan dengan Sukarno, maka kami dari Korlabi mendampingi beliau agar tidak terjadi gejolak di masyarakat dan cukup urusan ini kami serahkan kepada pihak kepolisian yang sudah punya pimpinan yang baru untuk segera memprosesnya agar hukum tegak demi keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia," terang Novel.

Laporan Ratih itu tertuang dalam nomor LP/7363/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 15 November 2019. Sukmawati dilaporkan atas tuduhan penistaan agama Pasal 156a KUHP.

Selain itu, Sukmawati juga dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB). Laporan tersebut dibuat oleh Imron Abidin selaku Ketua FPMB.

"Semua pernyataan di atas sangat menyakitkan umat Islam khususnya kami dari Forum Pemuda Muslim Bima," ujar salah satu kuasa hukum Imron, Dian Prana Djaya dalam keterangannya, Sabtu (16/11) malam.

Baca juga: Kritik Nabi Muhammad, Unggahan di Medsos Picu Kerusuhan di Bangladesh

Dianggap lukai umat Islam

PPP menilai pernyataan Sukmawati Soekarnoputri ketika bicara soal Nabi Muhammad dan Presiden pertama RI Sukarno melukai perasaan umat Islam. Pernyataan Sukmawati juga dinilai tidak patut.

"Pernyataan Ibu Sukmawati yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno sangat melukai perasaan umat Islam. Tidak sepatutnya Ibu Sukmawati menyampaikan hal tersebut, selain tempat dan waktunya tidak pas," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) kepada wartawan, Senin (18/11/2019).

Awiek mengimbau Sukmawati meminta maaf kepada umat Islam. Dia juga meminta aparat kepolisian menanganinya dengan profesional.

"Untuk menyejukkan keadaan, sebaiknya Ibu Sukmawati menjelaskan secara jernih dan meminta maaf kepada umat Islam. Aparat kepolisian agar bersikap profesional dan profesional menangani persoalan ini," kata Awiek.

Menurut Awiek, pernyataan Sukmawati berpotensi mengganggu kerukunan umat beragama. Selain itu, Awiek menyebut stabilitas sosial pasca pilpres yang sudah pulih juga bisa terganggu.

"Hal ini juga berpotensi mengganggu kerukunan umat beragama dan berpotensi menggangu stabilitas sosial yang baru saja pulih akibat pilpres," ujarnya.

Ucapan Sukmawati terkait Nabi dan Sukarno itu terlontar dalam forum diskusi pada 11 November lalu. Dalam diskusi itu, awalnya, Sukmawati berbicara soal perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kegiatan itu sendiri dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.

"Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati seperti dilihat detikcom dalam video yang berisi acara diskusi tersebut.

Sukmawati bantah menista agama

Sukmawati Soekarnoputri membantah dikatakan menistakan agama terkait ucapannya yang menyinggung Nabi Muhammad SAW. Ia menyebut Nabi Muhammad dan Sukarno memiliki derajat yang berbeda yang tidak bisa dibandingkan.

Sukmawati menyebut tidak pernah memiliki niat menistakan agama. Ia juga mengakui memiliki kecintaan terhadap Rasul.

"Saya kira apa yang saya bicarakan, apa yang saya ucapkan di forum FGD Humas Polri itu dengan judulnya--kan kamu tahu ya--itu sama sekali tidak ada maksud itu. Saya cinta kok para nabi, kok jadi dianggap menistakan agama?" ucap Sukmawati. (pkp/gtp)

Baca selengkapnya di:detiknews

Kasus Sukmawati Bandingkan Nabi-Sukarno akan Dibahas di Rapat MUI

PPP Imbau Sukmawati Minta Maaf soal Ucapan Bandingkan Nabi-Sukarno