1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Polisi Didesak Tangkap Tersangka Baru Munir

Zaki Amrullah11 April 2007

Desakan terhadap kepolisian untuk segera menindak para tersangka baru pembunuh aktivis hak-hak asasi manusia Munir, semakin kuat. Wakil Ketua DPR, Zaenal Maarif misalnya, mengkhawatirkan bila kedua tersangka baru itu tidak ditangkap, maka akan manghilang atau dihilangkan oleh jaringannya.

https://p.dw.com/p/CP7M

Polisi akhirnya mengumumkan dua nama tersangka baru kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Kepala kepolisian Sutanto hanya menyebut inisial dari nama dua tersangka itu, yakni IS dan R. Namun Kapolri memastikan keduanya adalah pejabat PT Garuda Indonesia, maskapai plat merah tempat Munir meregang nyawa.

„Muncul para tersangka tentunya yang sementara ini dua yang sementara ini 2 yang pertama adalah dari oknum garuda ya dengan singkatan inisial IS dan satu lagi R. Ini masih berkembang terus masih dalam penyidikan.“

Keterlibatan IS dan R, kata Kapolri, terkait dengan pembuatan surat penugasan palsu yang digunakan Polycarpus Budihari Prihanto untuk berada dalam pesawat yang sama dengan Munir pada hari ia terbunuh. Polly adalah satu-satunya terdakwa dalam kasus pembunuhan munir yang kini sudah bebas.

“Ikut terlibatlah dalam kejadian tersebut. Antara lain dalam kejadian tersebut. Antara lain dalam surat palsu yang dikeluarkan untuk Polly untuk PS tadi ya.. ini masih dalam penyidikan terus.”

Meski Kapolri tidak menyebut nama, namun dari inisial kedua tersangka, mengarah kepada mantan direktur utama PT. Garuda, Indra Setiawan dan wakil direktur keamanan Perusahaan Garuda, Ramelgia Anwar. Ini dikuatkan dengan penjelasan kapolri yang menyebut keduanya sebagai atasan Polycarpus.

Dua nama tersangka baru ini dikeluarkan polisi setelah melakukan penyelidikan ulang untuk membongkar kasus tewasnya Munir. Dalam penyelidikan sebelumnya, polisi gagal membuktikan keterlibatan para tersangka dalam kasus konspirasi pembunuhan Munir, termasuk keterlibatan mantan pilot Garuda Pollycarpus.

Namun menurut mantan anggota Tim Pencari Fakta kasus Munir, Asmara Nababan, kedua tokoh ini sebenarnya bukan nama baru dalam kasus Munir. TPF sebelumnya, juga pernah memasukan namanya ke dalam daftar nama yang direkomendasikan untuk diselidiki oleh kepolisian. Tak heran jika, Asmara Nababan menganggap, penetapan kedua tersangka itu sangat terlambat.

„Itulah alasannya dari dulu mereka kalau kita desak kenapa mereka tidak dijadikan tersangka..Mabes mengatakan wah mereka itu gampang.. kapan saja bisa yang pentingkan bukan mereka yang penting otak dari pembunuhan itu gitu kan . Jadi kalau baru sekarang mereka jadi tersangka seperti yang saya katakan sebenarnya sangat terlambat.“

Aktivis HAM Munir tewas akibat racun arsenic yang dicampurkan ke dalam makanannya di dalam pesawat Garuda saat menuju Belanda bulan September 2004 lalu.