1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Politik Pengaruhi Kebebasan Pers Lewat Telefon

Rayna Breuer26 Oktober 2012

Mundurnya jurubicara partai koalisi pemerintah CSU, setelah menelefon stasiun ZDF untuk meminta tidak disiarkannya sebuah berita, memicu kembali diskusi upaya politik pengaruhi kebebasan pers di Jerman.

https://p.dw.com/p/16Xic
CSU-Fahnen wehen am Donnerstag (06.10.2011) in Nürnberg (Mittelfranken) während der Aufbauarbeiten zum Parteitag vor dem Congress-Center. Am 7. und 8. Oktober findet in Nürnberg der diesjährige Parteitag der Christlich-Sozialen Union statt. Foto: Daniel Karmann dpa/lby +++(c) dpa - Bildfunk+++
Simbol skandal telefon jubir Partai CSU ke redaksi ZDFFoto: picture-alliance/dpa

Sebuah skandal telefon membuat gempar Jerman. Hans Michael Strepp, juru bicara dari partai Uni Kristen Sosial CSU, partai yang kini ikut koalisi pemerintahan, Minggu (21/10) lalu menelefon ke kantor redaksi pemberitaan stasiun penyiaran Jerman ZDF dan meminta agar televisi kanal dua itu tidak menyiarkan tentang sidang partai Sosial Demokrat SPD di negara bagian Bayern.

Dengan kata lain, stasiun TV ZDF dicegah memberitakan kegiatan saingan politik partai CSU tersebut. Sebuah upaya untuk mempengaruhi pemberitaan media? Strepp membantahnya. Jadi apakah itu hanya sebuah kesalah pahaman?

Rincian sebenarnya dari pembicaraan telefon itu tetap tidak diketahui dengan jelas. Meski demikian adanya telefon itu dan mundurnya sang juru bicara Partai CSU menunjukkan dengan amat jelas: Kembali seorang politisi melewati batas dan tampaknya tidak belajar dari kasus mantan Presiden Wulff.

Baru setengah tahun lalu ketika mantan presiden Christian Wulff terpaksa mengundurkan diri, antara lain karena ia mencoba mencegah koran kuning Jerman „Bild“ memberitakan hal negatif terntang dirinya. Bukan sejak itu saja media dan publik Jerman bereaksi alergis terhadap upaya-upaya mempengaruhi pers, tapi sekarang mereka menjadi amat sensitif.

File picture shows Bavarian Prime Minister and leader of the Christian Social Union (CSU) Horst Seehofer (R) and CSU speaker Hans Michael Strepp as they arrive for a CSU board meeting in Munich October 19, 2009. Strepp has resigned on October 25, 2012 after allegations of trying to influence German television channel ZDF. Picture taken October 19, 2009. REUTERS/Michaela Rehle/File (GERMANY - Tags: POLITICS)
Hans Michael Strepp mantan jubir partai CSU (kiri) dan Horst Seehofer (kanan)Foto: Reuters

Serangan Ditangkis

Partai CSU berusaha memberi penjelasan. "Dalam pekan-pekan mendatang“, kata ketua partainya Horst Seehofer. Juru bicara partainya yang membuat kesalahan itu sementara ini sudah mengambil konsekuensi dengan mundur dari jabatannya. Tapi itu bukan berarti pembahasan sudah berakhir.

"Hal yang mutlak tidak dapat diterima, adalah apa yang kemungkinan besar dilakukan oleh jurubicara CSU tersebut,“ Kata Hendrik Zörner dari Perhimpunan Jurnalis Jerman dalam wawancara dengan Deutsche Welle (DW). "Itu merupakan tekanan masif, ikut campur dalam kebebasan pemberitaan media.“

Juga Stephan Weichert, Profesor pada Perguruan Tinggi Macromedia untuk Media dan Komunikasi di Hamburg menilai sikap Strepp sebagai „luar biasa kasar.“ „Orang tidak perlu berspekulasi. Upaya memainkan pengaruh pada media sejak dulu selalu ada, dan akan selalu ada", tegasnya.

"Jika kita menilik ke belakang layar bisnis politik dan media di Berlin, kita melihat bahwa selalu ada intrik dan solidaritas.“ Hal itu sudah menyebar di masyarakat dan membudaya. Ada yang melakukannya secara halus, ada yang kasar. "Keduanya benar-benar merugikan bagi kebebasan pers“, ujar pakar media itu memperingatkan

Konsensus Masyarakat

"Orang tidak boleh menilai terlalu berlebihan kejadian aktual ini. Kejadian itu sendiri saja sudah cukup buruk, tapi bukan merupakan kejadian sehari-hari", ujar Zörner dari perhimpunan jurnalis DJV berusaha menenangkan.

Titel: Journalismus ist mehr wert Schlagworte: Kongress DJV Wer hat das Bild gemacht/Fotograf? Silvera Padori-Klenke Wo wurde das Bild aufgenommen: Bei Interview am 2.02.2012 in Berlin Wer oder was ist auf dem Bild zu sehen: Hendrik Zörner, pressesprecher DJV
Hendrik Zörner, Juru bicara DJVFoto: DW

Jerman bukan sebuah republik yang sewenang-wenang, melainkan negara demokrasi dimana kebebasan pers sudah mengakar amat dalam. Pengertian umum bagi kebebasan pers seiring perjalanan waktu sudah semakin positif. Sejak kasus penangkapan terhadap sejumlah redaktur majalan Der Spiegel 50 tahun lalu, terutama ada publik yang kritis, yang tidak menerima serangan semacam itu dari pihak politik terhadap jurnalisme.

Pada tanggal 26 Oktober 1962 sejumlah redaktur majalah informasi Jerman "Der Spiegel“ dituduh melakukan pengkhianatan negara, karena mereka melakukan pemberitaan secara kritis. Skandal tersebut akhirnya justru memperkuat kebebasan pers.

Juga Barbara Thomas, pakar media dan mantan anggota dewan televisi ZDF menilai, dalam kasus Strepp saat ini dapat ditarik hal yang positif. "Saya menjadi tenang, dengan adanya kemarahan dan kesadaran yang kuat di kalangan publik. Ini menunjukkan bagaimana rentannya bidang ini. Itu hal yang bagus dalam kasus yang mengecewakan.“

Prof. Dr. Barbara Thomaß Institut für Medienwissenschaft Foto: Bernd Schäfer
Prof. Dr. Barbara ThomaßFoto: Bernd Schäfer

Menjaga Independensi

ZDF (Televisi Kanal Dua Jerman) adalah stasiun penyiaran publik, yang pada dewan pengawasnya duduk politisi dari seluruh partai besar di Jerman. Bagaimana independensi dari badan penyiaran semacam itu bisa terjamin, jika politisi menyalahgunakan pengaruhnya?

Juru bicara DJV memiliki jawaban yang jelas: „Kami meminta, agar lebih sedikit politik dan politisi yang duduk di lembaga penyiaran publik,“ demikian Hendrik Zörnder. Dan perhimpunan jurnalis itu tidak hanya mengajukan tuntutannya baru sejak kasus Strepp.

"Kami sudah melakukannya sejak kontrak mantan kepala bidang pemberitaan ZDF Nikolaus Bender tidak diperpanjang, karena adanya tekanan dari Perdana Menteri negara bagian Hessen kala itu, Roland Koch. Sejak dulu sudah jelas, politik selalu berusaha melakukan tekanan terhadap stasiun penyiaran independen, untuk kepentingan internalnya. Itu tidak dapat dilakukan.“

Barbara Thomas mengamati dengan prihatin, bagaimana perkembangan peta media. "Berbagai studi menunjukkan dengan jelas, dilakukannya upaya mempengaruhi dan tekanan terhadap jurnalis. Apakah melalui metode yang halus atau dengan cara kasar dan langsung, seperti dalam kasus Strepp. Setidaknya para jurnalis sering mengalami aksi tersebut,“ simpul pakar media Barbara Thomas.