1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Posting Pemenggalan Kucing, Sulut Kemarahan

29 Mei 2014

Perbuatan perempuan Cina yang memenggal kepala anak kucing dan memposting gambarnya telah memicu gelombang kemarahan dari puluhan ribu pengguna web. Beberapa diantaranya menyebutnya "gila".

https://p.dw.com/p/1C8xj
Katze im Gegenlicht
Foto: picture-alliance/dpa


Li Pingping, mantan konsultan pemasaran di Huizhou di provinsi selatan Guangdong, membeli kucing awal bulan ini. Ia lalu memenggal hewan malang itu di kamar mandinya, pekan lalu. Demikian dilaporkan China Daily.

Dia kemudian memposting foto-foto tubuh kucing dan kepala kucing yang terpenggal di media sosial Sina Weibo. Tak urung, perbuatan itu mengundang kemurkaan para pengguna media sosial.

Li Pingping kemudian menghapus postingannya itu. Tapi setelah menerima kritikan selama berhari-hari di dunia maya, ia lalu menulis sebuah surat terbuka, dengan meminta maaf dan menjelaskan bahwa ia tengah mabuk saat melakukannya. Ia menjelaskan pula bahwa pada saat itu dalam keadaan marah, setelah mencurigai ayahnya telah terlibat dalam hubungan di luar nikah. Demikian dilaporkan China Daily.

Alasan tak dapat diterima user

Surat terbuka itu menarik lebih dari 60.000 komentar, tulis surat kabar tersebut. Isinya, terus mencaci-maki Li. Misalnya: "Brutal sekali memutilasi kucing malang di kamar mandi Anda, dan kemudian memposting foto secara online?" Pengguna Sina Weibo lainnya menulis: "Kekejaman ini sulit dibayangkan." User media sosial lainnya menduga bahwa Li mungkin memiliki masalah psikologis.

Cina saat ini tidak memiliki hukum untuk melindungi hewan-hewan yang tidak terancam punah. Meskipun demikian negara itu memiliki gerakan perlindungan terhadap hak-hak binatang. Sedangkan laporan mengenai kekejaman terhadap hewan sering mengundang kemarahan.

Anjing juga kena sasaran

Pekan lalu, seorang warga Inggris di Beijing menyaksikan dengan ngeri saat seorang pejabat manajemen kota dan empat orang lainnya memukuli anjing mungilnya sampai mati, demikian dilaporkan sebuah majalah di Beijing.

Pria itu tengah berjalan-jalan dengan anjingnya, ketika tiba-tiba petugas meminta dokumen pendaftaran anjing. Setelah ia menjelaskan bahwa surat-surat tersebut masih dalam proses birokrasi, para petugas menahannya dan memukuli anjingnya dengan tongkat sampai mati, kemudian memasukkan mayatnya ke dalam kantung. Polisi mengatakan kepadanya, bahwa "tanpa dokumen pendaftaran, tidak ada jalan lain baginya," tulis majalah itu.

ap/cp (afp)