1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ali wird 70

17 Januari 2012

Gayanya disebut “Melayang seperti kupu-kupu, menyengat seperti kumbang”. Selasa (17/01), petinju legendaris Muhammad Ali berusia 70 tahun.

https://p.dw.com/p/13kqI
Muhammad AliFoto: AP

Bagai penari, Muhammad Ali bergerak ringan di gelanggang. Salah satu hal yang menarik perhatian orang pada Muhammad Ali adalah mulut besarnya yang kerap melontarkan tantangan, hinaan dan yang pasti menegaskan rasa percaya dirinya. Menghadapi petinju kawakan Sonny Liston di tahun 1964, Ali berkoar, “I am the greatest” . Saat inipun Muhammad Ali terus membuktikan kekerasan tekad dalam pertarungan besarnya, yang kini adalah melawan penyakit Parkison.

Muhammad Ali menjadi petinju karena sepedanya dicuri orang. Berusia 12 tahun, ia menetap di Louisville, Kentucky, masih bernama Cassius Marcellus Clay junior. Begitu cerita Joe Martin, pelatih tinju dan teman dekat keluarga. Tuturnya, Clay junior ketika itu datang padanya sambil menangis, dan tekad menggempur si pencuri sepeda.

Muhammad Ali als Junge
Muhammad Ali di tahun 1954Foto: AP

Martin lalu mengambil Clay junior sebagai muridnya, dan menurut pelatih itu, Cassius Clay berlatih keras, lebih daripada semua anak didalam grup pelatihan. Bahkan saat itupun, Clay telah menunjukkan keluwesan dan kecepatan bergerak. Meskipun pukulan-pukulannya belum kuat.

Dalam usia 18 tahun, Clay junior memenangkan medali emas tinju dalam kelas menengah di Olimpiade Roma tahun 1960. Diceritakan, ia membuang medali itu ke sungai Ohio, kesal dan marah menghadapi diskriminasi. Di Amerika Serikat saat itu masih berlaku segregasi, pemisahan orang berdasarkan warna kulit. Baru setelah 100 kemenangan dalam 108 pertandingan, Clay memulai karirnya sebagai petinju profesional, didukung oleh sebelas pebisnis berkulit putih.

Dalam pertandingan pertamanya memperebutkan sabuk tinju kejuaraan dunia pada Februari 1964, Clay terhitung anak baru. Sonny Liston yang mempertahankan posisinya sebagai juara dunia, kalah. Di tahun itu pula, Cassius Clay bergabung dalam organisasi "Nation of Islam" yang dipimpin tokoh hak azasi Malcolm X. Sejak itu pula ia tampil sebagai Muhammad Ali, menanggalkan nama kecilnya.

USA Boxen Muhammad Ali verliert gegen Joe Frazier
1971, kalah lawan FrazierFoto: picture-alliance/dpa

Ali menolak masuk dinas militer di tahun 1967 yang menyebabkan ia tak hanya kehilangan ijin bertinju, tapi juga dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Pembayaran uang jaminan, memungkinkan Ali tetap bebas dan ia tak henti, menyatakan penolakannya terhadap perang Vietnam. Bagi kalangan intelektual, kegiatan politik Muhammad Ali menjadikannya tokoh yang perlu didukung.

Bintang-bintang Hollywood seperti Richard Burton, Henry Fonda, penulis Truman Capote terus mengupayakan agar Ali bisa kembali tampil di gelanggang tinju. Lewat tiga tahun, Muhammad Ali bisa tampil lagi. 8 Maret 1971 di Madison Square Garden, New York dalam perhelatan tinju melawan juara dunia Joe Frazier untuk pertama kalinya, Ali terpukul jatuh. Itu pula yang membuat semua pertandingan melawan Frazier sebuah event besar. Dan Muhammad Ali yang sigap merangkai kata, tak henti menantang lantang.

Muhammad Ali tiga kali menjadi juara tinju kelas berat dunia. Pertarungan "Thrilla in Manila" melawan Joe Frazier tahun 1975 merupakan laga yang tercatat dalam sejarah tinju.

Flash-Galerie Muhammad Ali
Menyalakan Api OlimpiadeFoto: picture-alliance/dpa

Ali baru pensiun ketika berusia 40 tahun, setelah dikalahkan Trevor Berbick pada tahun 1981. Pada saat itu, penyakit Parkinson sudah menyerangnya.

Kini Muhammad Ali sudah hampir tak bisa berbicara, gerakan tubuhnya terganggu. Ia terus berkampanye menyuluh masa mengenai penyakit Parkinson dan membangun Ali Center untuk meneliti pengobatannya. Tahun 1999, Komite Olimpiade Internasional menamakannya sebagai Olahragawan Terbaik Abad ini. Dan mantan pesaingnya George Foreman menyebutnya, sebagai seorang pahlawan, orang besar yang menjadi petinju."

Stefan Nestler / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk