1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Prabowo: Kekuatan Pertahanan Indonesia Rapuh

30 Maret 2019

Prabowo mengatakan diplomasi harus mengutamakan kepentingan nasional. Dia menganggap militer Indonesia lemah, dan menyebut diplomasi Indonesia "hanya senyum-senyum".

https://p.dw.com/p/3FwNq
Indonesien | TV-Debatte der Präsidentschaftskandidaten Widodo und Subianto
Foto: Reuters/W. Kurniawan

Di sesi hubungan internasional, Prabowo menyatakan bahwa tujuan utama diplomasi adalah untuk memajukan kepentingan nasional sebuah negara, melalui jalan-jalan perundingan dan pertukaran diplomasi." Diplomasi harus di back up oleh kekuatan, tegasnya.

"Kapal selam, berapa yang kita miliki?," kata Prabowo ke arah Jokowi. Berapa pesawat tempur dan berapa peluru kendali yang dimiliki Indonesia? "Diplomasi, kalau hanya senyum-senyum, ya.. begitu-begitu saja.." katanya Prabowo, mengundang keriuhan pada penonton.

Jokowi menjawab, mengenai kepentingan nasional, dalam banyak perundingan perdagangan internasional, Indonesia membuat kemajuan besar. "Kita memiliki diplomat-diplomat yang pintar-pintar", ujarnya.

"Masalahnya Pak Jokowi, bidang saya memang pertahanan dan keamanan. Saya pelajari ribuan tahun strategi perang…", kata Prabowo dan menandaskan, Indonesia tidak bisa mempertahankan kepentingan nasionalnya, jika militernya lemah.

"Saya berpendapat, kekuatan pertahanan kita rapuh", kata Prabowo, yang sempat merasa terganggu ketika penonton debat tertawa saat dia menyampaikan tanggapannya. Dia bertanya kepada publik, mengapa ditertawai.

Prabowo juga sempat mengatakan dengan berapi-api "Saya lebih TNI.. dari banyak TNI yang lain."

Sebelumnya Jokowi mengatakan, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia juga sering diminta oleh PBB untuk menengahi berbagai konflik, misalnya di Rakhine, Myanmar dan di Afghanistan.

"Saya kira kekuatan kita sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia bisa kita jadikan modal besar, demikian juga dengan produk-produk kita (yang) memiliki potensi besar untuk masuk ke negara-negara Muslim", papar Jokowi. (hp/vlz)