1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Prancis Perpanjang Lockdown Sampai 11 Mei

14 April 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan perpanjangan lockdown hingga 11 Mei. Macron menyebut sudah ada kemajuan, namun pertempuran melawan corona belum dimenangkan.

https://p.dw.com/p/3ar8M
Frankreich | Corona-Pandemie | TV Ansprache Präsident Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat pidato televisi perpanjang lockdown di negaranyaFoto: picture-alliance/abaca/Balkis Press

"Saya sepenuhnya memahami apa yang saya minta dari Anda," kata Emmanuel Macron dalam pidato televisi yang disiarkan secara nasional Senin malam (13/4). Presiden Prancis ini mengatakan, lockdown yang kini memasuki minggu keempat sudah menunjukan kemajuan, namun harus diperpanjang. 

Sejak 17 Maret, 67 juta penduduk Prancis telah diperintahkan tinggal di rumah, kecuali untuk membeli makanan, mencari obat, pergi bekerja atau berolahraga sendirian. 

"Kapan kita bisa kembali ke kehidupan normal? Saya akan senang kalau bisa memberi jawabannya. Tetapi jujur saja, saya harus mengatakan kepada Anda bahwa kami tidak memiliki jawaban yang pasti," kata Presiden Macron. 

Sekolah dan toko akan dibuka lagi 11 Mei 

Emmanuel Macron mengatakan bahwa sekolah-sekolah dan toko baru akan dibuka kembali pada 11 Mei. Tetapi restoran, hotel, kafe, dan bioskop akan tutup lebih lama. Kedatangan internasional dari warga negara-negara non-Eropa juga akan tetap dilarang sampai ada pengumuman selanjutnya 

Pemerintah Prancis menuai kritik karena masalah kekurangan alat kesehatan seperti masker wajah dan alat tes Covid-19. Emmanuel Macron dalam pidatonya berjanji bahwa setelah 11 Mei, Prancis akan dapat melakukan tes terhadap siapa saja yang menunjukkan gejala Covid-19, dan membagikan masker wajah kepada publik. 

Dia juga mengatakan telah meminta pemerintahnya untuk meluncurkan program bantuan keuangan baru minggu ini juga bagi keluarga dan siswa yang membutuhkan. 

Tampil lebih rendah hati 

Emmanuel Macron mengakui, negaranya sejak awal tidak cukup siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh penyebaran virus corona. Berbeda dari pidato-pidato sebelumnya, kali ini Presiden Prancis itu tampil dengan nada lebih rendah hati. 

"Apakah kita siap untuk krisis ini? Ketika menghadapinya,(kita) tidak siap. Tetapi kita berhasil, "kata Macron. "(Virus) saat ini, mari kita jujur, telah mengungkapkan celah, kekurangan. Seperti setiap negara di dunia, kita kekurangan sarung tangan, pembersih tangan, belum bisa meyediakan masker sebanyak yang kami inginkan untuk para profesional kesehatan." 

Pada akhir pidatonya, Presiden Macron berusaha membangkitkan semangat dan harapan. "Kita akan mengalami hari yang lebih baik, dan kita akan kembali ke hari-hari bahagia," katanya. 

Pengakuan Macron tentang kekurangan dan kesalahan pemerintahannya disambut baik kalangan pengamat dan publik. 

"Tidak setiap hari Anda mendengar presiden mengajukan permohonan maaf dan berani mengatakan 'kami tidak punya jawaban pasti.' Perlu kredibilitas dan ketulusan," kata Maxime Sbaihi dari tangki pemikir GenerationLibre. 

hp/as  (afp, rtr, ap)