1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Brasil Batalkan Kunjungan ke Jepang

21 Juni 2013

Lebih satu juta orang menggelar aksi protes di Brasil. Demonstrasi terjadi di sedikitnya 80 kota. Di beberapa kota, terjadi bentrokan keras dengan aparat keamanan.

https://p.dw.com/p/18trg
Demonstrators in Rio de Janeiro, one of many such protests in Brazil's major cities, June 20, 2013.
Protes di Rio de Janeiro, BrasilFoto: Reuters

Demonstrasi terbesar digelar di Rio de Janeiro. Sekitar 300.000 orang melakukan aksi turun ke jalan. Padahal pemerintah kota sudah membatalkan kenaikan tarif transportasi. Aksi protes di Rio pada awalnya berlangsung damai. Namun, akhirnya terjadi bentrokan dengan aparat keamanan. Polisi menembakkan gas air mata, demonstran membalas dengan lemparan batu. Sedikitnya 30 orang dilaporkan cidera.

Aksi protes juga digelar di ibukota Brasil, Brasilia. Sekitar 20.000 orang berjalan menuju gedung parlemen. Polisi membangun barikade untuk mencegah orang naik ke atap gedung. Para demonstran juga mencoba masuk ke Kementerian Luar Negeri. Akhirnya terjadi bentrokan dengan polisi.

Di kota metropolitan Sao Paolo, 110.000 ribu orang mengadakan aksi turun ke jalan. Aksi protes di Brasil berawal dari kota ini. Sao Paolo adalah Satu orang demonstran diberitakan tewas ketika sebuah mobil menabrak rombongan demonstran.

Rousseff Batalkan Kunjungan ke Jepang

Presiden Brasil Dilma Rousseff membatalkan kunjungan ke Jepang yang rencananya akan dilakukan 26-28 Juni mendatang. Rousseff ingin memantau situasi dan menghadapi aksi protes terbesar di Brasil selama 20 tahun terkahir ini.

Sebelumnya, Dilma Rousseff menyatakan mendukung aksi demonstrasi damai. Para peserta protes "telah mengirim pesan yang jelas kepada seluruh masyarakat, kepada para pemimpin politik di semua tingkat pemerintahan", katanya. Tapi masih belum jelas, langkah konkrit apa yang akan dilakukan pemerintah Brasil untuk menjawab tuntutan para demonstran.

Kekecewaan Besar

Protes di Brasil terutama dimotori oleh kaum muda dari kalangan menengah. Pada awalnya, mereka memprotes kenaikan tarif transportasi. Tapi gerakan itu terus meluas. Orang sudah lama mengeluh tentang kenaikan harga, mismanajemen dan korupsi, terutama dalam persiapan Piala Dunia.

Banyak warga Brasil menganggap, pembangunan stadion sepakbola menghabiskan terlalu banyak uang, padahal dana utuk pendidikan tidak cukup. Stadion Maracana di Rio de Janeiro adalah stadion terbesar di Brasil. Untuk perbaikan stadion itu tadinya dianggarkan 230 juta Euro. Ternyata biayanya membengkak sampai 360 juta Euro. Mismanajemen semacam ini membuat rakyat Brasil marah. Mereka menganggap, pemerintah tidak peduli dengan nasib rakyat

Kenaikan Harga

Brasil memang mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengesankan selama 15 tahun terakhir. Banyak penduduk miskin yang bisa menikmati kehidupan lebih baik. Tapi belakangan inflasi melonjak. Harga-harga naik, terutama harga bahan makanan. Banyak orang tidak mampu mempertahankan standar hidupnya.

Sarana transportasi umum makin lama makin terbengkalai. Setiap hari, transportasi umum lumpuh karena macet dan jalan rusak. Ketika beberapa kota memutuskan kenaikan tarif transportasi umum, banyak orang marah dan menggelar protes. Pemerintah berusaha menenangkan situasi. Tapi kemarahan publik sudah terpendam cukup lama.

hp/vlz (rtr, afp, dpa)