1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Jerman di Korea Selatan

8 Februari 2010

Setelah kunjungan sepekan di India, Presiden Jerman Horst Köhler melanjutkan lawatan ke Korea Selatan. Di ibukota Seoul ia bertemu dengan Presiden Lee Myung Bak. Tahun ini Korea Selatan memimpin kelompok G-20.

https://p.dw.com/p/LwcL
Presiden Jerman Horst Kohler (kanan), istrinya Eva Luise Kohler (kiri) dan Presiden Korsel Lee Myung Bak dalam acara penyambutan, Senin (08/02)Foto: AP

Krisis keuangan dan ekonomi menjadi pokok utama pembicaraan yang diadakan Presiden Jerman Horst Köhler dan wakil Korea Selatan. Dalam upaya menyelesaikan krisis, kedua negara dapat memberikan sumbangan yang konstruktif. Demikian dikatakan Köhler di awal kunjungan dua harinya. Senin pagi, 8 Februari, ia disambut Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak di istana kepresidenan di Seoul dengan upacara militer.

Pujian bagi Tuan Rumah

Ini adalah kunjungan Köhler yang pertama di Seoul sebagai kepala negara. Tetapi ia sudah mengenal Korea Selatan sejak menjabat sebagai direktur Dana Moneter Internasional (IMF) dulu. Köhler datang ke Korea Selatan untuk pertama kalinya tahun 1986.

Ia mengatakan, "Ketika itu Korea adalah tuan rumah sidang tahunan Bank Dunia dan IMF. Dan sidang itu menunjukkan bahwa seluruh dunia saat itupun tahu bahwa Korea telah mengalami kemajuan pesat di bidang ekonomi dan politik. Saya mengucapkan selamat kepada anda, bapak presiden untuk kemajuan negara dan rakyat anda di bidang ekonomi dan kebudayaan.“

Tujuan Lawatan

Lee Myung bak Präsident Südkorea
Presiden Korea Selatan Lee Myung BakFoto: picture alliance / landov

Kunjungan Köhler di Seoul bertujuan untuk memperdalam hubungan antara Jerman dan Korea Selatan. Presiden Lee Myung Bak memuji Jerman sebagai teladan dalam upaya mengatasi perpecahan antara Korea Selatan dan Utara. Ia juga menyebut Jerman sekutu dalam banyak bidang politik.

Presiden Korea Selatan itu menambahkan, "Kedua negara kita memiliki tradisi hubungan diplomatis sejak lama. Di bidang-bidang lainnya kerjasama kita juga sangat erat. Misalnya dalam bidang ekonomi dan kebudayaan. Dalam hal agenda global kerjasama kita juga sangat baik.“

Perbaikan untuk Masa Depan

Jerman dan Korea Selatan sepakat, peraturan tanggungjawab yang jelas harus ada dalam ekonomi dunia. Demikian dikatakan Köhler setelah pembicaraan dengan Lee Myung Bak. Para pembayar pajak tidak boleh lagi menjadi pihak yang terpaksa menanggung risiko, yang diakibatkan tindakan sewenang-wenang bank-bank penanam modal. Tetapi masih harus didiskusikan, bagaimana peraturan pasar uang yang terperinci. Demikian Köhler.

Di samping itu presiden Jerman tersebut memuji upaya Korea Selatan yang menggunakan krisis keuangan untuk melaksanakan politik ekonomi yang berdampak positif untuk jangka panjang. Köhler juga mendorong Korea Selatan dalam posisinya sebagai pimpinan G-20, untuk memberikan sinyal politik yang jelas bagi wakil-wakil bidang ekonomi, bahwa penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan adalah yang terbaik untuk perkembangan di masa depan. Köhler mengatakan, Presiden Lee Myung Bak mendukung hal itu.

Tahun ini Korea Selatan menjadi pemimpin kelompok G-20, yaitu 20 negara industri terpenting dan negara ambang industri. Konferensi Tingkat Tinggi G-20 berikutnya akan diadakan tanggal 11 dan 12 November.

Bettina Marx / Marjory Linardy Editor: Ziphora Robina