1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040610 Friedensjirga Abschluss

5 Juni 2010

Jirga perdamaian yang berlangsung selama tiga hari berakhir di Kabul, Jumat(4.6.), dengan tuntutan dibentuknya komisi perdamaian yang bertugas mengimplementasikan proses perdamaian.

https://p.dw.com/p/Niy7
Presiden Afghanistan Hamid Karzai di jirga perdamaian yang berlangsung di Kabul, AfghanistanFoto: AP

Jirga Perdamaian di Afghanistan mengeluarkan pernyataan, yang sejalan dengan konsep pemerintah. Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyebut daftar tuntutan para delegasi itu sebagai lengkap, menjabarkan seluruh permasalahan dan adil. Mengulangi seruannya kepada pihak pemberontak, ia katakan, "Saudara terhormat, kaum Taliban, kembalilah dan bersama-sama kita akan membangun Afghanistan yang damai.“

Namun Taliban tidak diundang untuk mengikuti Jirga. 1600 delegasi yang hadir adalah wakil-wakil dan kepala suku, serta masyarakat sipil, dan sampai akhir jirga belum terdengar respons Taliban.

Presiden Karzai memiliki mandat untuk bernegosiasi dengan Taliban. Karzai antara lain menyarankan, pemberian amnesti kepada anggota Taliban yang biasa, disamping dana dan pekerjaan agar mereka bersedia untuk mengakhiri kekerasan. Sedangkan para tokoh dan pemimpin Taliban dimungkinkan untuk mendapatkan suaka di negara lain.

Ada lebih dari 200 tuntutan yang tercantum dalam resolusi jirga perdamaian. Di antaranya adalah memutuskan hubungan Taliban dengan Al Qaida. Pemimpin kelompok pemberontak dihapus dari daftar hitam PBB. Masih belum jelas, apakah yang dimaksud adalah para pemimpin Taliban di bawah Mullah Omar. Selain itu sebagai pertanda niat baik, para tahanan yang ditangkap secara salah akan dibebaskan.

Lebih jauh disebutkan, pasukan asing harus tidak lagi diizinkan melakukan serangan udara terhadap penduduk sipil. Tak dilupakan adalah tuntutan pembentukan komisi perdamaian yang dapat terus menindaklanjuti proses perdamaian. Dicanangkan anggota komisi itu nantinya adalah anggota parlemen, wakil-wakil dari propinsi dan kabupaten. Upaya mencapai perdamaian harus dilakukan sepenuh hati, ucap wakil ketua Jirga, Kiamuddin Kaschaf.

"Kami menuntut pemerintah Afghanistan dan seluruh pihak oposisi untuk bekerjasama agar program ini segera diluncurkan dan diimplementasikan sesuai dengan seksama". Kaschaf menambahkan, tidak ada alternatif lain untuk rencana perdamaian ini, karena baik pasukan asing maupun militer Afghanistan yang lemah tidak bisa menjamin keamanan negara.

Burhanuddin Rabani, Ketua Jirga menyampaikan seruan kepada pemerintah dan masyarakat internasional, "Daripada membentuk koalisi anti teror, sekarang adalah waktunya membangun koalisi perdamaian."

Masih sulit membayangkan bahwa kaum Taliban, Hesbi Islami dan jaringan Hakkani akan menerima tawaran perdamaian ini. Di hari pertama, saat pembukaan jirga, kaum pemberontak itu melakukan serangan. Kelompok Taliban sampai kinipun menegaskan, hanya akan melakukan perundingan, bila tentara asing ditarik dari Afganistan. Meskipun hal itu sudah ditolak..

Sabina Matthay/Edith Koesoemawiria
Editor: Christa Saloh