1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pro Kontra Nobel Perdamaian 2009 bagi Obama

9 Oktober 2009

Tak dinyana, Presiden AS Barack Obama mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian 2009. Para pemimpin dunia menyambut keputusan tersebut dan mengimbau Obama untuk meningkatkan upaya diplomatik demi terciptanya perdamaian dunia.

https://p.dw.com/p/K38I
Presiden AS Barack Obama
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Para pemimpin dunia mendesak Presiden Amerika Serikat Barack Obama meningkatkan upaya diplomatiknya dalam memperjuangkan perdamaian dunia, setelah memperoleh hadiah Nobel Perdamaian tahun 2009 ini.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menegaskan, pemberian hadiah Nobel Perdamaian kepada Obama menandai bahwa Amerika Serikat kembali menjadi kesayangan masyarakat dunia. Sarkozy mengatakan bahwa Komite Hadiah Nobel mengakui komitmen Obama terhadap hak azasi manusia, keadilan dan kampanye perdamaian di dunia, sesuai dengan keinginan Alfred Nobel.

Thornbjörn Jagland, ketua Komite Hadiah Nobel Norwegia mengatakan, keputusan tersebut didasarkan pada apa yang telah dilakukan Obama di tahun 2009 dan bukan untuk apa yang akan dilakukannya di masa depan, misalnya di Afghanistan. Jagland menambahkan, Obama telah melakukan upaya semaksimal mungkin dalam upaya kampanye perlucutan senjata nuklir.

Keputusan mengejutkan yang diumumkan Komite Nobel Perdamaian Norwegia di Oslo diartikan sebagai penyemangat upaya diplomatik presiden AS itu dalam berunding dengan musuh-musuh Washington, daripada sebagai pengakuan terhadap prestasi dalam upaya perdamaian yang dilakukan Obama.

Kanselir Jerman Angela Merkel berkomentar, "Saya yakin, kita harus mendukung semua orang yang membuat perdamaian di dunia menjadi lebih mungkin."

Mantan presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2008 terkejut dengan keputusan itu. "Kita belum mencapai perdamaian di Timur Tengah, saat ini sangat jelas bahwa mereka ingin memberi semangat kepada Obama untuk lebih mengupayakan perundingan. Ini merupakan penyemangat terbuka untuk menyelesaikan sengketa internasional yang ada, saya ucapkan semoga berhasil," ujar Ahtisaari.

Sementara itu, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2005, Mohammad el Baradei mengatakan, "Dia menekankan pada dialog sebagai cara penyelesaian konflik, komitmennya untuk tidak tergantung pada senjata nuklir. Dia mengulurkan tangan di tengah perbedaan, punya pemahaman bahwa kita adalah satu keluarga, meski beragam ras, warna kulit atau agama. Dia membangkitkan kembali harapan, bahwa kita dapat menciptakan perdamaian dunia dan mengandalkan sistem keamanan yang sejajar dan seimbang."

Juru bicara Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengatakan bahwa negaranya mengharapkan, dengan menerima Hadiah Nobel Perdamaian, Obama mulai melakukan langkah nyata untuk menyingkirkan ketidakadilan di dunia. Dia menambahkan, jika Obama menyerahkan hak veto Amerika Serikat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa, itu menunjukkan bahwa hadiah tersebut tepat diberikan kepada Obama.

Gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengatakan bahwa terlalu cepat bagi Obama untuk berhak mendapatkan Nobel Perdamaian. Seorang pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan, Obama hanya membuat janji dan belum memberikan kontribusi apa pun bagi perdamaian dunia. Zuhri menambahkan, Obama belum melakukan apa pun dalam menjamin keadilan bagi warga Arab dan muslim.

Sedangkan Taliban mengecam pemberian Hadiah Nobel Perdamaian kepada Obama. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada kantor berita AFP mengatakan, bukannya menciptakan perdamaian di Afghanistan, Obama malah meningkatkan jumlah pasukan AS di Afghanistan dan melanjutkan kebijakan agresif pendahulunya.

LS/AR/dpa/rtr/afp