1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

080610 Birma Atom

8 Juni 2010

Myanmar pernah dituduh menjalankan program senjata nuklir secara rahasia. Dan berdasarkan laporan seorang perwira, Myanmar berusaha merakit senjata nuklir. Sejauh mana kebenarannya?

https://p.dw.com/p/NkmH
Gambar simbol, dugaan proyek nuklir Myanmar dengan bantuan Korea UtaraFoto: DW-Montage

Robert Kelley, mantan direktur di Badan Energi Atom Internasional IAEA, adalah penulis utama laporan terbaru yang menyatakan bahwa Myanmar mencoba untuk melakukan pengayaan uranium untuk membangun reaktor nuklir dan mengembangkan peluru kendali. Ali Fowle, yang membantu Kelley dalam laporannya, menyimpulkan temuan mereka. "Mereka belum merakit senjata apa pun. Mereka masih dalam tahap sangat awal dalam program yang bertujuan mengembangkan senjata. Ini yang kami yakini adalah tujuan mereka. Kami juga melihat bahwa mereka bereksperimen dengan uranium."

IAEA-Direktor Robert Kelley
Robert KelleyFoto: AP

Pengungkapan kasus ini diperoleh para peneliti melalui seorang mayor angkatan darat Myanmar, Sai Thein Win, yang melarikan diri dari negaranya dan mengatakan bahwa ia bekerja bagi program nuklir rahasia. Dalam analisanya, Robert Kelley mengakui, sulit untuk menuliskan temuannya hanya berdasarkan satu sumber. Walau ia yakin akan kredibilitas Sai Thein Win.

Shannon Kile, pimpinan proyek senjata nuklir di SIPRI - lembaga penelitian perdamaian di Stockholm, Swedia, mengatakan informasi baru ini lebih penting daripada sebelumnya. "Kita harus berhati-hati karena sudah ada beberapa laporan yang mirip dalam beberapa tahun terakhir. Pertengahan tahun lalu, harian Australia melaporkan ada proyek reaktor nuklir rahasia di Myanmar yang memperoleh bantuan Korea Utara. Menurut saya, IAEA dan negara-negara lain telah mengabaikan laporan-laporan yang ada. Informasi baru ini menarik, karena melibatkan orang dalam yang berpangkat perwira dari Myanmar. Bukti yang ia bawa lebih meyakinkan kali ini. Termasuk foto dalam jumlah banyak dan dokumentasi dari pihak yang berwenang mengenai program nuklir Myanmar."

Democratic Voice of Burma Sai Thein Win
Sai Thein Win, perwira tinggi Myanmar yang 'menyeleweng'Foto: AP

Sai Thein Win menyebutkan beberapa lokasi di kawasan yang sulit dijangkau di negaranya, tempat eksperimen dilakukan. Perusahaan Jerman seperti Trumpf telah mengirimkan mesin ke lokasi tersebut. Juru bicara Trumpf mengatakan kepada Deutsche Welle, bahwa pesanan mesin tersebut dikatakan untuk pelatihan teknis di Myanmar.

Tetapi selain penggunaan mesin yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh Myanmar, laporan Kelley tidak mengandung indikasi bahwa Myanmar memperoleh bantuan dari pihak luar, seperti misalnya Korea Utara. Shannon Kile dari SIPRI tidak percaya bahwa Myanmar memiliki kemampuan untuk merakit sendiri sebuah bom nuklir. "Menurut saya kemungkinan untuk itu sangat sangat kecil. Mereka akan membutuhkan waktu yang sangat lama berdasarkan teknologi yang mereka miliki saat ini. Tetapi tentu kita tidak bisa mengabaikan, bahwa Myanmar akan mendapat tawaran teknologi asing atau bantuan asing dalam usaha mewujudkannya. Jadi menurut saya kita harus menanggapinya secara serius sekarang."

Kementrian Ekonomi dan Teknologi Jerman telah mengkonfirmasi kepada Deutsche Welle bahwa telah dilakukan pengawasan khusus bagi pemesanan produk Jerman, untuk memastikan bahwa mesin-mesin buatan Jerman tidak digunakan untuk tujuan militer. Pengawasan ini akan terus dilakukan.

Thomas Bärthlein/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Agus Setiawan