1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Program Resettlement Jerman untuk Pengungsi

Clara Walther20 Juni 2013

Menurut UNHCR "Resettlement" adalah penempatan baru tetap terutama pengungsi terluka, ke negara ketiga yang mau menerima. Ini diharap memberi perlindungan penuh bagi pengungsi terkait dan membuka perspektif integrasi.

https://p.dw.com/p/18tNQ
Niedersachsen/ Die Nissenhuette des Grenzdurchgangslagers Friedland, die als Dokumentationsstaette genutzt wird, aufgenommen am Mittwoch (25.07.12) in Friedland. Auf Einladung des niedersaechsischen Innenministers Schuenemann informierte sich der saechsische Staatsminister Ulbig bei einem Rundgang durch das Grenzdurchgangslagers Friedland ueber das Resettlement-Programm im Lager Friedland und ueber das Museumsprojekt. (zu dapd-Text) Foto: Swen Pfoertner/dapd
Kamp penampungan pengungsi Friedland, NiedersachsenFoto: dapd

"Resettlement" bagi politik pengungsi Jerman hal yang baru. Peserta program resettlement atau program penempatan baru permanen, dijemput dari kamp pengungsi di Turki atau Tunisia dan langsung dibawa ke Jerman. Mereka boleh tinggal secara legal dan permanen. UNHCR sudah menerapkan program resettlement sejak bertahun-tahun. Tapi baru 2011 Jerman menyetujui kerjasama yang mengikat. "UNHCR akan mengalami kami sebagai mitra terpercaya. Karena itu menteri dalam negeri 16 negara bagian Jerman menjamin penerimaan permanen 300 pengungsi setiap tahunnya." Dijelaskan menteri dalam negeri negara bagian Niedersachsen Uwe Schünemann musim gugur 2012.

Kala itu ia menyambut 105 pengungsi asal Irak di bandara Hannover, yang terpilih untuk program resettlement. Menurut standar badan pengungsi PBB UNHCR, mereka amat perlu dilindungi. Komisi Jerman setelah pengkajian ketat mengambil keputusan yang sama. Perjalanan ke Jerman diharap memberi kehidupan baru bagi pengungsi "terpilih" ini.

Perspektif di Negara Asing

Tiga tahun lalu Besme Abed menempuh kehidupan baru, secara terpaksa. Saudaranya terbunuh dalam serangan bermotifkan agama di Baghdad. Ibu tunggal itu tidak melihat lagi masa depan untuknya dan putranya yang kala itu berumur 4 tahun. Melalui kamp pengungsi Suriah ia sampai ke Jerman.

Fluechtlinge aus dem Irak warten am Donnerstag, 19. Maerz 2009, im Flughafen in Hannover auf die Weiterfahrt in das Durchgangslager 'Friedland'. Die ersten irakischen Fluechtlinge, die Deutschland im Rahmen einer humanitaeren Aktion aufnimmt, sind am Donnerstag in Niedersachsen angekommen. (AP Photo/Axel Heimken) Refugees from Iraq sit in the airport in Hanover, Germany, Thursday, March 19, 2009, waiting for a transport to the border transit camp. More than 100 Iraqi Christians in search of a safer life arrived Thursday in Hanover. The group of nearly 120 refugees arrived a day before the sixth anniversary of the U.S.-led invasion of Iraq on a chartered plane from Syria. The resettlement is part of a program sponsored by the U.N. High Commissioner for Refugees. It is expected to help 10,000 Iraqi Christians relocate to Germany, Sweden and elsewhere in Europe. (AP Photo/Axel Heimken)
Pengungsi dari Irak saat tiba di HannoverFoto: AP

Seburuk apapun masa lalunya, pengungsi program resettlement dibanding kelompok pengungsi lainnya di Jerman, punya hak lebih luas. Mereka tidak harus tinggal di kamar sempit di asrama pemohon suaka. Sejak awal mereka boleh tinggal di apartemen sendiri, mendapat kursus bahasa Jerman dan segera setelah tiba mendapat ijin kerja.

"Terutama kursus bahasa Jerman bagi saya amat penting," kata Besme Abed. "Segera setelah saya bisa berhubungan dengan warga Jerman, saya merasa lebih nyaman." Sementara ini Besme Abed sudah lulus ujian bahasa untuk tes mengambil kewarganegaraan Jerman. Dan kini sarjana pengajar matematika itu kerja praktek di toko ponsel. Di masa depan ia ingin bisa membiayai sendiri hidupnya dan keluarganya.

Tidak semua pengungsi Irak dengan ijin tinggal tetap menatap positif masa depannya seperti Besme Abed. Antara 2009-2011 pemerintah Jerman lewat sebuah perjanjian ad-hoc sudah menerima 2500 pengungsi Irak, yang diharap tinggal tetap. Tapi banyak yang sulit beradaptasi di negara barunya. Kendala bahasa dan pengangguran menghambat jalan menuju integrasi.

Ein Fluechtling aus dem Irak, links, wird am Donnerstag, 19. Maerz 2009, im Durchgangslager 'Friedland' in Friedland, Niedersachsen, von einem Angehoerigen begruesst. Die ersten irakischen Fluechtlinge, die Deutschland im Rahmen einer humanitaeren Aktion aufnimmt, sind am Donnerstag in Niedersachsen angekommen. (ddp images/AP Photo/Fabian Bimmer) ---- An unidentified refugee from Iraq is welcomed by a relative during the arrival at the tansit camp in Friedland, Germany, Thursday, March 19, 2009. More than 100 Iraqi Christians in search of a safer life arrived Thursday in Friedland. The group of nearly 120 refugees arrived a day before the sixth anniversary of the U.S.-led invasion of Iraq on a chartered plane from Syria. The resettlement is part of a program sponsored by the U.N. High Commissioner for Refugees. It is expected to help 10,000 Iraqi Christians relocate to Germany, Sweden and elsewhere in Europe. (ddp images/AP Photo/Fabian Bimmer)
Seorang pengungsi Irak yang tiba di kamp pernampungan Friedland (Niedersachsen)Foto: AP

Kedatangan Pengungsi Resettlement Baru

Juli 2013 kembali 100 pengungsi resettlement akan tiba di Jerman. Setelah itu 200 pengungsi dari kamp pengungsi Suriah akan didatangkan. Ini tidak hanya warga Suriah yang perlu perlindungan, tapi juga warga Irak, Palestina dan Afrika yang sebelumnya mencari perlindungan di Suriah dan karena perang saudara kembali harus meninggalkan negara itu. Politisi Jerman sudah belajar dari pengalaman terdahulu untuk program resettlement pengungsi. "Kami optimis, bantuan integrasi bagi pengungsi kini memadai," janji menteri dalam negeri Niedersachsen Schünemann kepada DW. Dan banyak yang dilakukan untuk persiapan lebih baik bagi pengungsi resettlement di tanah air barunya. Pekerja sosial Jerman mendatangi kamp pengungsi guna berbicara dengan orang-orang bersangkutan tentang masa depannya dan melatih kalimat penting pertama dalam bahasa Jerman.