1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

070110 Iran Geldscheine

8 Januari 2010

Oposisi Iran menyebar luaskan pesan-pesan mereka di atas lembaran kertas mata uang Iran. Pemerintah Iran kesulitan membredel cara komunikasi ini, kecuali menarik semua lembaran uang yang ada di peredaran.

https://p.dw.com/p/LOKc
Protes Anti Pemerintah Iran di Lembaran Mata Uang "Toman"

Saat ini, pemerintah Iran memiliki musuh yang tak kasad mata. Yang hanya meninggalkan jejak-jejaknya pada lembaran kertas mata uang Iran. Dengan tinta hijau, puluhan ribu lembaran mata uang "Toman", yang merupakan mata uang Iran, ditulisi berbagai slogan anti pemerintah. Salah satunya adalah “Kini mereka harus keluar”. Sejak beberapa minggu terakhir, Bank Sentral Iran berusaha keras mengatasi masalah ini.

Pemerintah Iran dengan tegas memberikan batas waktu sampai hari Kamis (07/01) agar semua lembaran uang yang berimbuh graffiti dan slogan kaum oposisi harus sudah ditarik dari peredaran. Namun apakah hal ini dituruti masyarakat?

Ebrahim Esmati, seorang pengusaha Teheran dengan santai menyatakan bahwa perintah itu tak digubris oleh masyarakat. Tuturnya, "Kami tidak begitu memperhatikan batas waktu itu. Kalau di lingkungan saya sih tak ada yang memperhatikannya.“

Di pihak lain, para anggota parlemen yang konservatif betul-betul mendesak agar Bank Sentral Iran bertindak. Seorang pendukung Presiden Ahmadinejad, Ezatolah Jousefian memandang lembaran uang kertas itu menggoyahkan kedamaian dan keamanan Iran. Namun seorang warga Teheran lain mengatakan, "Itu sih bukan apa-apa. Saya punya seribu lembaran kertas yang masing-masing bernilai 100 dolar dan sama sekali tak bersedia untuk membawanya ke Bank Sentral untuk menukarnya.” Sikap acuh tak acuh ini juga diperhitungkan oleh gerakan oposisi. Kelompok yang kerap mengenakan tali, ikat kepala atau T-shirt berwarna hijau ini, menilai penyebaran slogan sebagai aksi perlawanan yang efisien.

Sejak Juli tahun lalu, setelah aksi protes terhadap pemilihan Presiden Ahmadinejad dibubarkan secara brutal, kelompok oposisi sudah mulai mencari berbagai jalan untuk terus melakukan perlawanan. Mereka mencari sebuah cara yang imun dari tindakan represi negara, tindakan brutal maupun penangkapan. Slogan yang ditulis pada lembaran-lembaran mata uang "Toman" itu beragam. Antara lain, “rakyat iran akan mendapatkan keadilan”, “Hidup Kebebasan” dan sejumlah slogan lain yang ditulis dengan tinta berwarna hijau.

Sebagian lembaran uang itu dibubuhi gambar mahasiswi yang ditembak mati dalam bentrokan dengan aparat keamanan, Neda Agha-Soltan. Dibawahnya sebuah slogan lain“Bunuh Diktator”. Bagi rakyat Iran, kematian Neda yang berusia 26 tahun di persimpangan jalan merupakan lambang oposisi. Lembaran kertas yang digambari wajahnya bertujuan agar pengorbanan Neda tidak dilupakan.

Selain karena aspek moral, pemerintah Iran juga tak dapat dengan mudah menukar lembaran-lembaran mata uang karena alasan teknis. Begitu pendapat pakar ekonomi Mohssen Shamshiri. Ia mengatakan, "Ketentuan itu tidak direncanakan dengan baik. Pertama, karena lingkup waktu yang disediakan terlalu singkat. Kemudian bagaimana caranya menarik mata uang resmi dari 200 kota, yang masing-masing memiliki sampai sekitar 60 cabang ?“

Salah satu hambatan lain adalah cara warga Iran melakukan pembayaran. Hampir semua belanjanya dibayar kontan, tak ada yang melakukannya melalui transfer bank. Selain itu ditambahkannya, bila lembaran mata uang tadi ditukar semua, maka kelompok oposisi akan kembali menulisi lembaran uang baru yang beredar dengan slogan-slogan lain.

Fahime Farsaie/Edith Koesoemawiria
Editor: Asril Ridwan