1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin vs Punk

14 Maret 2012

Pengadilan Rusia, hari Rabu (14/03) memerintahkan agar dua musisi punk rock perempuan tetap ditahan karena menggelar pertunjukan di dalam gereja.

https://p.dw.com/p/14KUP
Band punk Pussy Riot sering menyanyikan lagu-lagu anti PutinFoto: dapd

Dua personel band Pussy Riot, yakni Nadezhda Tolokonnikova dan Maria Alekhina kini menghadapi ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

21 Februari lalu, lima personel Pussy Riot merebut microphone altar gereja pusat Kristus Sang Penyelamat di ibukota Moskow, yang terkenal sebagai tempat ibadah yang sering dikunjungi para pejabat Rusia. Mereka lantas menyanyikan lagu berjudul “Doa para punker” yang liriknya berisi “Bunda Maria… bawa Putin pergi”.

Dalam waktu kurang dari semenit, personil band itu langsung dikelilingi aparat keamanan. Dua dari lima personal Pussy Riot ditahan dan kini menghadapi ancaman hukuman dengan dakwaan melakukan “hooliganisme” di dalam gereja.

Vladimir Putin, yang baru saja terpilih sebagai presiden untuk ketiga kalinya dalam Pemilu 4 Maret lalu, menggambarkan pertunjukan itu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan bagi semua pemeluk kepercayaan, sambil menyampaikan harapan agar kejadian serupa tidak terulang.

Gereja Orthodoks Rusia mengatakan, dua perempuan itu pantas diadili atas tuduhan menghina agama, meski ribuan pemeluk kepercayaan di Rusia telah menandatangani petisi untuk mendesak gereja agar memaafkan mereka.

Pengadilan Rusia mengatakan, kedua punk rocker perempuan itu akan tetap ditahan, dan menyatakan bahwa personel band lainnya yang melakukan pertunjukan di dalam gereja juga telah diidentifikasi dan akan ditangkap.

Band punk rock Pussy Riot menjadi terkenal di Rusia, saat menyanyikan lagu anti presiden Putin di Lapangan Merah pada awal tahun lalu. Video pertunjukkan yang diunggah di internet itu, menjadi sangat terkenal di Rusia.

Band punk rock perempuan ini juga sering melakukan pertunjukkan di tempat umum seperti kereta bawah tanah. Mereka biasanya tampil dengan rok mini serta ciri khas masker ski warna cerah buatan sendiri untuk menyembunyikan identitas mereka.

Andy Budiman/ ap

Editor: Hendra Pasuhuk