1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pyongyang Kembali Rencanakan Uji Coba Roket

23 Maret 2012

Cina meminta untuk bersikap tenang dan menahan diri terkait uji coba roket Korea Utara. Sementara Tokyo mengatakan sudah siap untuk menembaknya jika sampai mengenai Jepang.

https://p.dw.com/p/14Pgi
Models of mock North Korea's Scud-B missile, center right, and other South Korean missiles are displayed at Korea War Memorial Museum in Seoul, South Korea, Saturday, April 4, 2009. North Korea said preparations to launch a satellite were complete Saturday and liftoff was imminent, as U.S., Japanese and South Korean warships with radar plied waters near the communist nation to monitor what they fear is a long-range missile test. (ddp images/AP Photo/ Lee Jin-man)
Foto: AP

Sekretaris jenderal PBB Ban Ki Moon memperingatkan Korea Utara bahwa segala bentuk peluncuran roket dapat membahayakan bantuan internasional dan memperburuk situasi humaniter yang sudah amat gawat di negara komunis tersebut. Demikian dikatakan Ban di Singapura Jumat (23/03).

Ban Ki Moon mengkritik rencana uji coba roket Korut sebagai ancaman bagi perdamaian di kawasan tersebut. Rencana Pyongyang membahayakan „situasi positif" yang baru saja tercipta oleh Amerika Serikat dan Korea Utara.

**CORRECTS SPELLING OF LOCATION** This image provided by DigitalGlobe shows what is believed to be the exhaust trail and vehicle launched from Musudan-ri, North Korea on Sunday, April 5, 2009. North Korea's state media claimed Tuesday, April 7, 2009 that a rocket launch seen overseas largely as a technical failure will propel the country to greatness, while moves at the United Nations to punish Pyongyang remained mired in a lack of consensus. North Korea launched Sunday what it claims was a satellite that successfully entered orbit around the earth, defying international warnings that the move would violate U.N. resolutions and invite further censure. (AP Photo/DigitalGlobe) ** MANDATORY CREDIT **
Foto udara uji coba roket Korea Utara April 2009Foto: AP

Demikian dikatakan Ban dalam kunjungan sebelumnya di Malaysia (22/03). Uji coba roket itu berarti „pelanggaran jelas" Resolusi PBB. Sekjen PBB Ban Ki Moon meminta pemerintah Korea Utara untuk menghindari tindakan-tindakan semacam itu yang dapat meningkatkan destabilisasi keamanan di Semenanjung Korea.

Jepang siap tembak

Setelah peringatan yang dilontarkan Sekjen PBB tersebut, Jepang mempersiapkan sistem pertahanan peluru kendalinya untuk menembak roket Korea Utara jika sampai memasuki wilayah udara negara itu. "Saya sudah memerintahkan untuk mempersiapkan penggunaan penangkis rudal darat ke udara PAC-3 dan kapal perang Aegis," dikatakan Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka kepada para jurnalis.

FILES - Patriot missile system ready for activation at Kadena air base on Japan's southern island of Okinawa, Wednesday 25 October, 2006. The patriot missiles arrived in Japan 11 October in response to North Koreas nuclear test activities. The Patriot Advanced Capability System (PAC) deployed include both PAC-2 and PAC-3 systems. The PAC-2 system is designed to shoot down attacking enemy aircraft, while the PAC-3 is capable of shooting down ballistic missiles. EPA/HITOSHI MAESHIRO (zu dpa 1978 vom 14.04.2011)
Sistem penangkis rudal Jepang untuk roket Korea UtaraFoto: picture-alliance/dpa

Sementara itu Cina melalui juru bicara menteri luar negeri Cina Hong Lei mengatakan: "Semua pihak diharap tetap tenang dan belajar menahan diri serta menghindari aksi-aksi yang dapat menambah rumit isu ini."

Korea Utara Kembali Picu Keresahan

Korea Utara menurut keterangannya sendiri antara 12 dan 16 April akan melakukan uji coba peluncuran roket jarak jauh dengan mengangkut satelit pengamat bumi ke antariksa.

Tindakan ini dipandang oleh AS, Korea Selatan dan sejumlah negara lainnya sebagai provokasi. Pasalnya uji coba peluncuran satelit, dinilai sebagai ujicoba roket jarak jauh secara terselubung yang merupakan pelanggaran resolusi PBB terkait pelarangan ujicoba roket jenis apapun oleh Pyongyang.

 Dyan Kostermans/AFP/DPA

Editor: Agus Setiawan