1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Qantas: Kemungkinan Masalah Material Mesin Penyebab Kerusakan A380

5 November 2010

Pesawat-pesawat jet raksasa Airbus A380 milik maskapai penerbangan Australia Qantas, masih belum akan terbang. Seluruh enam pesawat A380 negeri Kanguru itu masih akan dihanggarkan antara 24 hingga 48 jam ke depan.

https://p.dw.com/p/Q06D
Mesin pesawat Airbus A380 milik maskapai Qantas yang mengalami kerusakanFoto: AP

Menurut Direktur Utama Qantas Alan Joyce, para ahli Rolls Royce telah mengidentifikasi sejumlah potensi penyebab. Namun diyakini insiden itu tidak terkait dengan perawatan dan pemeriksaan rutin, mengingat mesin dan pesawat itu masih sangat baru. Perawatan dan pemeriksaan itu sendiri, jelas Joyce, ditangani pihak Rolls-Royce sejak mesin-mesin itu dipasang pada pesawat.

Pemimpin tertinggi Qantas itu menyebutkan, masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan pasti. Namun sejauh ini, "Menurut kami, ini kemungkinan besar disebabkan masalah bahan material mesin itu, atau terkait dengan masalah rancangan mesin".

Selain ledakan pada mesin nomor dua, Alan Joyce mengaku muncul masalah pada mesin nomor 1 dari pesawat bermesin empat itu. Yakni tidak bisa dimatikan sesaat setelah mendarat. Ini sempat menimbulkan kepanikan kecil pada penumpang mengenai kemungkinan munculnya percikan api yang bisa membakar bahan bakar yang tumpah dari mesin yang rusak.

Seorang ahli rekayasa antariksa dari Universitas New South Wales, John Page, menyebut, kenyataan bahwa pesawat tetap terbang dengan stabil dan mendarat dengan selamat tanpa kerusakan di luar mesin yang bermasalah, merupakan pencapaian tersendiri. Katanya kepada kantor berita Inggris Reuters, ini berkat desain pesawat yang sangat baik. Dua puluh tahun lalu, katanya, masalah seperti ini kemungkinan besar akan mengakibatkan jatuhnya pesawat.

Hal senada dilontarkan direktur utama Qantas Alan Joyce. Dijelaskannya, saat pesawat mengalami masalah itu, pilot sangat tenang, "Saya berbicara dengan pilotnya, yang menunjukkan ia sangat yakin. Katanya, saat peristiwa itu terjadi ia sangat yakin tidak ada masalah dengan keselamatan. Para penumpang dan awak diyakininya tidak dalam bahaya. Karenanya ia bahkan tidak mengirimkan pesan darurat May Day. Pilot dan para awak lain sepenuhnya percaya mereka akan mampu menangani pesawat dengan baik dan mendaratkannya dengan selamat."

Maskapai penerbangan lain sudah mengoperasikan armada A-380 secara normal. Sebuah pesawat A380 maskapai Jerman Lufthansa, sempat batal terbang, tetapi karena tak cukup waktu untuk melakukan pemeriksaan mesin.

Rolls Royce dan Airbus memang menyerukan maskapai-maskapai lain yang mengoperasikan A380, yakni Air France, Singapore Arilines, Emirates dan Lufthansa. untuk melakukan pemeriksaan ekstra. Khususnya A380 yang menggunakan mesin Trent 900 buatan Rolls Royce, seperti yang dimiliki Qantas. Sebagian pesawat A380 menggunakan mesin buatan sebuah aliansi AS-Jerman.

Ging Ginanjar/rtr,abc

Editor: Hendra Pasuhuk