1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Radar Hujan dengan Inteligensi Buatan

Wiebke Feuersenger
24 September 2022

Di seluruh dunia semakin banyak kota terancam hujan deras. Ilmuwan dari Aachen kini membuat radar khusus yang bisa memberikan petunjuk akurat, di mana hujan berikutnya akan turun.

https://p.dw.com/p/4GzUO
Foto ilustrasi banjir
Foto ilustrasi banjirFoto: Florian Schuh/picture alliance

Julian Hofmann adalah peneliti di Institut Pengolahan Air dan Pembuatan Jalan Air di Aachen. Suatu hari di tahun 2018, ia melihat bagaimana awan badai mulai menggelapkan langit. "Saya kamudian lihat di radar. Lalu saya segera mengambil sepeda dan berangkat ke pusat kota." Ketika ia sampai di sana, genangan air sudah mulai terlihat. Setelah itu, segalanya berjalan dengan sangat cepat. Dalam setengah jam, sebagian besar pusat kota sudah tergenang air.

Hari ini, insinyur teknik hidraulika itu bertemu dengan Maximilian Nüßler dari pemadam kebakaran Aachen. Ketika banjir terjadi, Nüßler adalah salah seorang petugas pertama yang tiba di kawasan lapangan Kaiserplatz.

Di seluruh kawasan sekitar kota Aachen, dalam beberapa menit saja sejumlah kota dan distrik tergenang air. Jumlah panggilan darurat tidak bisa lagi ditangani hanya oleh pemadam kebakaran. 

Maximilian Nüßler yang berwenang mengurus perencanaan pencegahan bencana menunjukkan, dalam foto bisa dilihat jelas, bagaimana buruknya situasi yang bisa disulut hujan deras. "Jalan-jalan di sini, di sekitar lapangan Kaiserplatz penuh air. Waktu itu, pengemudi mobil juga kaget." 

Sistem Peringatan Dini untuk Mitigasi Banjir

Dalam situasi seperti itu tidak mungkin mengadakan blokade jalanan. Tidak ada yang tahu, di mana hujan deras akan turun, dan seberapa dampaknya.

Sistem peringatan dini berbasis risiko bahaya

Dengan radar yang menunjukkan kekuatan hujan yang dibuat insinyur Julian Hofmann, kota Aachen jadi kota pertama di Jerman, yang memiliki sistem peringatan dini berbasis risiko bahaya. Untuk itu, para peneliti pertama-tama memetakan kawasan kota dengan drone. 

Dalam simulasi hujan deras, orang bisa melihat jelas, bagaimana air dari seluruh kota bertemu di titik terrendah di kota, yaitu lapangan Kaiserplatz. Data-data bagi proyek pilot diperoleh dari radar cuaca kecil di sebuah kawasan industri di pinggiran kota.

Di sana, ahli meteorologi Johannes Vieten siap bertugas dengan sebuah radar cuaca. Itu sebuah alat pengukur meteorologi untuk pengukuran areal, atau perkiraan hujan, atau jenis hujan lainnya. "Ini berfungsi dengan cara pengiriman sinyal, yang kemudian berreaksi dengan hujan dan kemudian kembali ditangkap radar." Begitu dijelaskan Vieten.

Dengan data-data ini, Julian Hofmann bisa mengatakan secara akurat hingga ukuran meter, ke mana air akan bergerak jika hujan deras terjadi. "Jika simulasi dilihat dan diteliti, orang bisa melihat dengan jelas, bahwa air benar-benar mengikuti ke mana jalanan mengarah, dan mengikuti belokan." 

Jika ada pulau lalu lintas, itu juga diperhitungkan. Air bergerak di sepanjang tepian pulau lalu lintas ke arah tempat yang rendah. Dan di pusat kota Aachen, tempat yang rendah adalah jalan bawah tanah di stasiun Westbahnhof. Tahun 2018 stasiun itu terrendam air dan tidak bisa dilewati kendaraan.

Di seluruh dunia, jumlah hujan deras terus meningkat. Di beberapa daerah bahkan sampai 30%. Negara-negara seperti Bangladesh dan India adalah yang paling terancam bahaya banjir. Di sini radar hujan deras bisa membantu.

Julian Hofmann menjelaskan, musim hujan tentu harus diperhatikan. Kalau kita bicara soal monsun, berarti kita bicara soal hujan sangat lebat yang terjadi dalam waktu yang jauh lebih lama. Dalam kondisi itu, sistem ini dalam waktu singkat juga bisa memberikan ramalan. "Namun modifikasi tetap harus dilakukan." Begitu ditekankan Hofmann.

Dibuat khusus untuk kota tertentu

Pertama-tama, Hofmann ingin menyesuaian sistem itu dengan kebutuhan kota Aachen. Untuk itu ia secara teratur berdialog dengan pemerintah kota dan pemadam kebakaran.

Dalam pembicaraan dengan Maximilian Nüßler dari Pemadam Kebakaran Aachen, Hofmann menjelaskan, nantinya kita akan bisa mengatakan, apakah rumah sakit atau rumah tinggal biasa yang akan terkena dampak aliran air. Juga di bagian mana, dan ketinggian air seberapa.

Nüßler memuji rencana tersebut dan mengemukakan, "Kalau kita sekarang bisa mengkombinasikan itu dengan bahasa yang dimengerti semua orang, jadi jangan bahasa meteorologi, melainkan perbandingan jelas, tentu itu sangat membantu kami para pemadam kebakaran." 

Jadi misalnya, kalau angka yang disebut adalah 50 liter tiap meter persegi, harus dikatakan artinya berapa centimeter tinggi air di rumah orang itu. "Warga kota juga harus disiapkan, untuk mengkombinasikan peta dan ramalan cuaca." Begitu ditekankan Nüßler.

Strategi penyesuaian dengan iklim yang berlaku untuk semua kota tidak ada. Karena setiap kota berbeda. Radar hujan lebat di Aachen akan membantu mengembangkan konsep banjir menyeluruh untuk kota itu. (ml/yp)