1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ratusan Disandera di Hotel Mewah di Mali

20 November 2015

Kelompok bersenjata dilaporkan menyerbu hotel mewah di ibukota Bamako dan menyandera 170 orang. Saksi mata melaporkan kontak senjata. Sejauh ini belum jelas kelompok apa yang melakukan serangan itu.

https://p.dw.com/p/1H9MT
Mali Geiselnahme Hotel in Bamako
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Traore

Sekitar 10 orang bersenjata menyerbu hotel mewah Radisson Blu di bagian barat ibukota Mali, Bamako dan melakukan aksi pennyanderaan. Manajer hotel melaporkan, dua orang penyerang bersembunyi di tingkat atas hotel dengan menyandera sedikitnya 140 tamu dan 30 pegawai hotel.

Dua perempuan dialporkan dibebaskan dan diamankan oleh petugas kepolisian. Seperti dilaporkan kantor berita Reuters, pelaku penyanderaan membebaskan sandera yang bisa melantunkan ayat Al Quran. Aparat keamanan Mali hanya menyebut pelaku serangan adalah kelompok jihadis. Tapi dari grup apa tidak ada keterangan.

Modusnya para penyerbu menggunakan mobil berpelat nomor diplomatik, untuk bisa lolos dari penjagaan ketat di seputar hotel. Radisson Blu terkenal sebagai hotel yang biasa digunakan para diplomat asing di Mali. Juga awak maskapai penerbangan Air France biasanya menginap di hotel ini. Petinggi keamanan Mali menyebutkan, hotel bersangkutan kini sudah dikepung aparat keamanan.

Dilaporkan terjadi aksi baku tembak antara para penyandera dengan aparat keamanan. Warga sudah diimbau agar tidak keluar rumah atau mendekati lokasi hotel. Kedutaan Amerika Serikat juga mengirim pesan twitter agar seluruh karyawan dan warga As jangan keluar rumah.

Karte Mali Bamako Timbukutu Sevare
Foto: DW

Aksi ini mengingatkan pada serangan serupa yang terjadi bulan Agustus silam. Saat itu juga terjadi aksi penyanderaan di sebuah hotel yang disewa oleh PBB untuk para petugasnya di Mali. Dalam aksi baku tembak dengan aparat keamanan dan militer ketika itu, sedikitnya 12 orang tewas.

Situasai kemanan di Mali dalam 3 tahun terakhir ini amat tegang. Akibat vakum kekuasaan di Bamako setelah sebuah kudeta, kelompok Tuareg dan jihadis menguasai kawasan utara Mali. Sejak 2013 pasukan helm biru PBB dalam misi MINUSMA bertugas di Mali untuk menjaga keamanan.