1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Jakarta atas Kemenangan Horta

Zaki Amrullah12 Mei 2007

Kemenangan Ramos Horta dalam pemilu Presiden Timor Leste disambut gembira oleh Indonesia. Peraih Nobel Perdamaian yang kini menjabat Perdana Menteri Timor Leste itu, dikenal dekat dengan Jakarta.

https://p.dw.com/p/CIsl
Jose Ramos Horta
Jose Ramos HortaFoto: AP

Dengan kemenangan Horta diharapkan, melapangkan jalan rekonsiliasi bagi penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1999 yang menyeret nama sejumlah jenderal TNI.

Menteri Luar Negeri Hasan Wirayudha menyatakan, Indonesia menaruh harapan besar kepada perdana menteri Timor Leste itu, untuk melanjutkan kebijakan yang diambil Presiden Xanana Gusmao. Wirayudha meyakinkan, kedekatan Horta dengan Indonesia semakin melapangkan jalan, bagi kedua negara untuk menyelesaikan kasus, kekerasan pasca jajak pendapat 99, melalui jalur rekonsiliasi.

“Kita menaruh harapan baik bahwa kebijakan pemerintah baru hasil pemilu akan melanjutkan kebijakan kebijakan yang telah diambil pemerintah terdahulu termasuk KKP, dengan rekonsiliasi dan persahabatan dan jangan lupa, sejak awal Ramos Horta, yang merancang konsep KKP bersama saya.”

Aktivis Solidamor Yeni Rosa Damayanti, menguatkan keyakinan Wirayudha. Menurut aktivis Solidamor tersebut, tampilnya Horta, semakin menutup peluang, untuk mengungkap kekerasan seputar Jajak Pendapat melalui pengadilan yang lebih adil. Ini karena, prakmatisme sebagaian besar masyarakat Timor Leste yang masih sangat tergantung dengan Indonesia.

Yeni Rosa Damayanti: “Tidak akan terlalu memprioritaskan hal tersebut, karena menganggap banyak hal lain yang lebih penting, dan konfrontasi dengan Indonesia mereka anggap gak menguntungkan, ya model model kayak sekarang KKP itu, gak ada pengadilan yang serius, sifatnya dengar dengar pendapat kayak KKP itu. Baik Horta maupun Xanana, mengambil garis kebijakan deket sama indonesia. Orang timur itu sekarang gak mau ambil resiko berseberangan jadi pragmatis sekali pandangannya”

Pengamat Politik Luar Negeri, Bantarto Bandoro juga sependapat. Menurut dia, tampilnya Horta, tak akan mengubah hubungan baik yang terjalin diantara kedua negara. Hanya, Bandoro menggaris bawahi, dibanding Xanana Gusmao, Horta yang pernah menerima nobel perdamian itu, kemungkinan akan mengambil kebijakan yang lebih kritis terhadap Jakarta.

"Tidak akan ada perubahan fundamental. bahwa Horta akan lebih hati hati. Karena Keliahatanya, waktu Gusmao Timor Leste begitu dekat dengan indonesia , seakan akan Sangat bergantung pada jasa baik yang diberikaan Indonesia. Akan banyak kebijakana yang tujuannya menunjukan independensi yang lebih besar jadi tidak didikte begitu."

Pilpres kedua Timor Leste yang berlangsung Rabu lalu, berjalan aman, tanpa laporan insiden kekerasan. Ramos Horta yang dicalonkan partai CNRT, berhasil mengantongi suara mayoritas mengalahkan saingannya, Ketua Parlemen Francisco Guterres yang dijagokan Partai Fretilin.