1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Pengunduran Diri Köhler

1 Juni 2010

Pengunduran diri Horst Köhler dari jabatannya sebagai presiden Jerman menjadi sorotan sejumlah media internasional.

https://p.dw.com/p/NevB
Foto: AP

Harian Bulgaria „24 Tschassa“ yang terbit di Sofia menulis:
„Berita pengunduran diri Köhler mengejutkan semua kalangan. Dalam satu pekan, Köhler adalah politisi terpenting kedua yang meninggalkan kubu kanselir Jerman Angela Merkel di saat yang sangat pelik. Beberapa hari sebelumnya perdana menteri negara bagian Hessen, Roland Koch juga mengundurkan diri.

Harian Austria yang terbit di Wina „Die Presse“ juga mengomentari pengunduran diri Köhler. Harian itu menulis:

„Tidak, Horst Köhler bukan tokoh yang menepati janjinya. Kelebihannya pernah menjabat sebagai direktur Dana Moneter Internasional IMF juga merupakan kelemahan terbesarnya. Ia tidak berasal dari lingkungan politik. Dan tuntutan-tuntutan untuk berpikir secara politis, tidak berhasil dipenuhinya. Alasan ia mengundurkan diri karena dikritik, nampaknya tidak masuk akal. Selama masa jabatannya, ia tahan banting ketika dikritik keras oleh Partai Sosial Demokrat. Namun kali ini ia mengatakan, bahwa citra jabatannya rusak. Di Austria tidak mungkin ada politisi yang mengundurkan diri, karena citra jabatannya rusak. Bila Austria dikatakan kurang peka, maka Jerman terlampau sensitif.“

Media di negara tetangga Jerman lainnya yakni Swiss juga memberi komentarnya mengenai Horst Köhler yang melepaskan jabatannya sebagai presiden Jerman. Koran Swiss „Neue Züricher Zeitung“ menulis:

„Presiden Jerman tidak ikut berpolitik. Jabatannya adalah sebuah kewajiban. Dan jika tidak mendapat dukungan, kalangan lain tidak boleh heran, jika presiden lambat laun terlibat dalam pertengkaran yang berlangsung antara partai-partai politik. Inilah yang terjadi pada Horst Köhler. Walaupun musuhnya berpikiran pendek, suka berkelahi dan suka mencari gara-gara, kesalahan utamanya terletak pada Horst Köhler sendiri. Dengan berjalannya waktu, akan nampak mengapa Köhler dapat mengawali masa jabatannya dengan baik, namun tidak mampu untuk mempertahankannya. Mungkin suatu ketika alasannya akan terbongkar. Namun, pengunduran dirinya tetap menjadi teka-teki. Sungguh disayangkan. Karena orangnya, juga karena jabatannya.“

Harian Polandia“ Rzeczpospolita“ juga memberi komentarnya. Lebih lanjut harian itu menulis:

„Horst Köhler tidak bisa dikritik. Ia berlaku seperti kepala sebuah instansi ekonomi atau keuangan. Dengan sikapnya itu, ia menunjukkan, bahwa ia sebenarnya tidak memahami kerumitan politik dan ia akhirnya tersesat. Ia melepaskan jabatannya di saat dimana nasib Euro dan masa depannya tidak menentu. Dalam kesempatan itu, ia menunjukkan sifatnya yang selama ini tidak dikenal. Yakni, ia tidak bisa dikritik. Target Köhler adalah melakukan tugas-tugasnya sebagai pejabat kenegaraan dengan terhormat. Namun tugas itu tidak pantas dilakukan oleh orang yang terlalu sensitif.“

Sementara harian Jerman „Frankfurter Allgemeine berkomentar:

„Pengunduran diri Köhler terjadi tepat pada saat dimana pemerintah Jerman yang dibentuk oleh CDU, CSU dan FDP sedang lemah. Mulai dari krisis Euro, program pemerintah ditolak hingga masalah personil dalam pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen dan Hessen. Stabilitas dan keamanan tidak tercipta dimana-mana. Apakah upaya CDU dan FDP untuk mengamankan kekuasaannya, termasuk dengan terpilihnya kembali Horst Köhler sebagai presiden, berhasil? Nampaknya politisi dari partai manapun tidak akan mencoba lagi untuk mencalonkan seseorang yang tidak berasal dari lingkungan politik.“

AN/AP/dpa/afpd