1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bayang-bayang Masa Lalu

Jefferson Chase19 Juni 2013

Lima tahun lalu, sebagai kandidat presiden AS, Barack Obama mengunjungi Berlin dan disambut bak seorang raja. Dalam kunjungan kali ini sebagai presiden, dia akan melihat bahwa "Obamania" merupakan masa lalu.

https://p.dw.com/p/18p99
US President Barack Obama makes a statement to reporters on the Affordable Care Act at Fairmont Hotel in San Jose, California, on June 7, 2013. AFP PHOTO/Jewel Samad (Photo credit should read JEWEL SAMAD/AFP/Getty Images)
Foto: Jewel Samad/AFP/Getty Images

Pandangan umum terhadap Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah jauh berubah, demikian yang tercermin dalam sejumlah laporan majalah berita terkemuka Jerman "Der Spiegel". Tahun 2008 tidak lama setelah mantan senator Illinois itu terpilih sebagai presiden pertama AS yang berkulit hitam, dia disebut sebagai "presiden dunia". Empat tahun kemudian masa kepresidenannya disayangkan telah "gagal" dan sempat diprediksi, Obama akan kalah dalam pemilu kedua.

Menjelang kunjungan Obama ke Berlin, sampul majalah Der Spiegel memperlihatkan potret Obama di bawah potret bekas presiden AS John F. Kennedy (JFK) yang juga pernah menyampaikan pidato menarik di Berlin. Judul sampul kali ini "Teman yang telah hilang".

Dalam artikel terkait didiskusikan isu tentang Jerman yang tidak perlu lagi pahlawan panutan dari AS atau bahkan tidak mau lagi. Menurut Spiegel, reputasi Obama sekarang bahkan di bawah JFK.

(FILE) A file picture dated 24 July 2008 shows buttons with the images of Democratic US presidential contender Barack Obama and former US President John F. Kennedy in Berlin, Germany, on sale near Berlin's Victory Column, where Obama is scheduled to give a public speech. On 04 November 2008, Barack Obama was elected the 44th President of the United States. EPA/GERO BRELOER +++(c) dpa - Bildfunk+++ ###
Obama, presiden pertama AS berkulit hitamFoto: picture-alliance/dpa

"Kennedy tidak dapat benar-benar menyelesaikan rencana perubahan di negerinya, dan Obama harus kecewa karena dalam sejumlah masalah keamanan ia harus tampil lebih kasar ketimbang pendahulu-pendahulunya. Ini yang terutama mengecewakan pendukungnya," tulis para penulis artikel terkait.

Saat Obama menyampaikan pidato di depan gerbang kemenangan dalam kunjungannya ke Berlin tahun 2008, massa dan media menyambutnya seakan dia juru selamat yang mengakhiri era pemerintahan Bush yang arogan dan haus kekuasaan. Kini media Jerman kelihatan kecewa terhadap kinerjanya. Skandal spionase baru-baru ini hanya merupakan salah satu contoh.

Namun dunia sudah berubah sejak 2008. Krisis keuangan menunjukkan, betapa global dan terjaringnya isu-isu terpenting. "Benua tua (red: Eropa) tidak lagi harus tergantung pada pahlawan AS, karena peran ini tidak dapat lagi dimainkan AS dalam abad ke-21 ini, meskipun hal itu diinginkan AS." Demikian tulis redaksi Spiegel.

Tanpa Eforia

In this July 24, 2008 file photo, Democratic presidential candidate Sen. Barack Obama, D-Ill., waves as he arrives at the Victory Column in Berlin. (AP Photo/Jae C. Hong/FILE)
Obama di Berlin tahun 2008Foto: AP

Pendapat umum seperti yang ditulis media, tidak pernah identik dengan pendapat sebenarnya dari masyarakat. Saat Obama menyampaikan pidatonya di depan massa di Berlin 19 Juni 2008, 90 persen warga Jerman diperkirakan akan memberikan suaranya kepada Obama dalam sebuah pemilu.

Namun eforia itu kini menghilang. Hagen, seorang manajer usia 38 tahun mengatakan, mungkin ini karena Obamanya sendiri, atau skandal penyadapan. Warga Jerman juga tidak senang bahwa kamp Guantanamo tidak ditutup, meskipun Obama menjanjikannya.

Alasan lainnya juga karena pendukung Obama kini menua. Misalnya Meike yang kini berusia 34 tahun, dulu tahun 2008 dia dengan penuh semangat mengelu-elukan Obama. Ia mengaku, dulu selalu membaca berita politik dan sekarang sibuk mengurus keluarganya.

Ein Passant mit einem Transparent und der Aufschrift "Obama for Kanzler" steht am Donnerstag (24.07.2008) in Berlin in der Nähe der Siegessäule und gibt ein Interview. Am Abend will US-Präsidentschaftsbewerbers Barack Obama eine öffentliche Rede unter der Siegessäule halten. Foto: Gero Breloer dpa/lbn +++(c) dpa - Bildfunk+++
Plakat saat kunjungan Obama di Berlin tahun 2008Foto: picture-alliance/dpa

Tetapi banyak orang Jerman yang juga berpendapat bahwa Obama sudah memenuhi janji utamanya, yaitu penarikan pasukan AS dari Irak dan mengarahkan kebijakan politik yang lebih terbuka dan lebih global. Sementara kegagalannya dalam upaya reformasi kesehatan dan menurunkan jumlah hutang pemerintah AS tidak begitu penting bagi orang asing yang tidak hidup di AS.

Kali ini sebagai presiden, dalam kunjungannya ke Berlin, Obama diberikan kesempatan untuk berbicara di depan gerbang Brandenburg, tepat di lokasi penampilan bekas presiden AS Ronald Reagan dan mantan presiden Rusia Mikhail Gorbachev tahun 1987. Saat itu mereka menuntut agar tembok Berlin diruntuhkan.