1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rencana Kunjungan Paus ke Turki

27 November 2006

Ini adalah perjalanan terberat bagi Paus Benediktus. Diskusi mengenai apakah Paus selama kunjungannya menggunakan panser dan rompi anti peluru adalah hal yang baru bagi Vatikan.

https://p.dw.com/p/CPAm
Demonstrasi di Istanbul menentang kunjungan Paus Benekditus
Demonstrasi di Istanbul menentang kunjungan Paus BenekditusFoto: AP

Tidak semua majelis wali-wali gereja Katolik setuju dengan keputusan Paus dalam meneruskan rencana perjalananannya ke Turki, setelah kerusuhan yang dipicu pidatonya di Regensburg. Khususnya di lingkungan diplomatik Vatikan, ada kekhawatiran bahwa perjalanan ini terlalu beresiko. Bahaya bagi umat Kristen di Turki dan juga bagi negara dengan penduduk mayoritas Muslim lainnya.

Khususnya Kardinal Sodano dikatakan berusaha untuk menangguhkan tanggal perjalanan Paus ke Turki, bahkan kalau bisa membatalkannya sama sekali.

Mayoritas majelis wali-wali gereja mendukung Paus Benekditus. Usulan baru untuk mengunjungi Blue Mosque, Mesjid Biru, dianggap sebagai sikap rujuk. Namun di Vatikan sendiri selalu saja ditekankan, perseteruan dengan Islam bukanlah tema utama kunjungan tersebut. Berikut keterangan Kardinal Jerman Wakter Kasper:

"Jika Paus berada di Ankara dan bertemu dengan kalangan diplomatik selain pihak pemerintah, ia juga pasti akan membicarakan masalah tersebut. Tapi itu bukan tujuan utamanya. Pertemuan dengan gereja orthodox lah yang penting bagi Paus.“

Kardinal Kasper mengatakan, selama berada di Turki, Paus Benekditus tidak mengungkit perseteruan mengenai kutipan pidatonya tentang Nabi Muhammad. Menurut Vatikan, pada prinsipnya tidak ada lagi yang perlu dibicarakan dalam hal ini.

"Menurut penilaian pribadi saya, Paus telah cukup menjelaskan apa yang sebenarnya ia maksudkan dalam pidatonya di Regensburg. Tidak bisa lebih jelas lagi. Beberapa pimpinan umat Muslim telah menerima penjelasannya. Jadi masalah ini sebenarnya sudah selesai.“

Namun, masih menurut Kardinal Kasper, Vatikan menyadari bahwa Turki akan benar-benar menyimak setiap pernyataan Paus yang menyangkut tema Islam. Mengenai minat selebihnya warga Turki akan kunjungan Paus, Kardinal Kasper mengatakan, pihak Vatikan tidak akan banyak berharap.

"Tentu saja tidak akan ada sambutan berlebihan di jalanan, seperti di Bayern misalnya. Ini juga tidak mungkin, karena hanya ada sedikit umat Kristen di Turki. Dan umat Muslimnya mungkin tertarik, tapi sepertinya akan mirip dengan yang saya alami di Yunani. Jalanan kosong dan sepi, namun warga mengikutinya dengan penuh minat melalui tayangan televisi.“