1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rencana Perdamaian Suriah Kandas

18 Juni 2012

Setelah dihentikannya misi PBB di Suriah, nasib rencana perdamaian dari Kofi Annan semakin tidak jelas. Kelompok oposisi Suriah menuntut misi pasukan helm biru bersenjata untuk menghentikan pertumpahan darah.

https://p.dw.com/p/15Gyt
Foto: AP

Utusan khusus Liga Arab, Kofi Annan berulang kali menegaskan, tidak ada alternatif bagi Suriah, selain menerapkan rencana perdamaian 6 poin yang sebelumnya disepakati para pihak yang bertikai. Tapi rencana perdamaian Annan, tidak lagi dihiraukan kedua belah pihak. Juga 300 anggota misi monitoring PBB tidak bersenjata di Suriah, semakin sering menjadi obyek serangan berbahaya, yang memaksa dihentikannya misi tsb.

PBB sudah menyatakan, Suriah kini terjerumus ke dalam situasi perang saudara. Sekitar 15.000 tentara helm biru kini bertugas melindungi negara tetangga Libanon dari efek konflik di Suriah. Komandan misi monitoring, jenderal Robert Mood dari Norwegia menegaskan; "puluhan, ratusan atau seribu pengamat tidak bersenjata, tidak akan dapat menyelesaikan semua masalah di Suriah".

Syrien UN Robert Mood
Komandan tim pengamat PBB Robert Mood skeptis misi monitoring akan sukses.Foto: Reuters

Untuk sementara tim pengamat PBB tidak akan meninggalkan Suriah, tapi juga tidak akan melakukan pemantauan di lapangan. Mood juga mengimbau kedua pihak yang terlibat konflik, agar mengizinkan evakuasi warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan dari kota Homs yang terus dilanda pertempuran.

Sementara itu dewan nasional Suriah yang merupakan lembaga payung kelompok oposisi menyerukan agar masyarakat internasional bertindak lebih tegas untuk mencegah pertumpahan darah. Ketua dewan nasional, Abdulbasset Sieda mengimbau dari Turki Minggu (17/06) agar Dewan Keamanan menerapkan pasal 7 resolusi PBB, yang mengizinkan opsi kekerasan militer terhadap sebuah negara.

AS(ap,dapd,rtr)