1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Repsol Temukan Sumber Gas Besar di Sumsel

20 Februari 2019

Repsol temukan sumber gas alam terbesar di Indonesia dalam 18 tahun. Cadangan gas ini bisa membantu perkembangan ekonomi Indonesia, klaim mereka. Benarkah?

https://p.dw.com/p/3DiV9
Repsol Madrid Spanien
Foto: dapd

Perusahaan minyak dan gas asal Spanyol, Repsol, menemukan potensi cadangan gas bumi di Wilayah Kerja (WK) Sakakemang, Sumatra Selatan. Pengeboran dilakukan di sumur Kali Berau Dalam (KBD).

Repsol mengatakan penemuan di Sumatra Selatan ini sebagai "penemuan gas terbesar di Indonesia dalam 18 tahun" dan salah satu dari sepuluh penemuan terbesar di dunia selama 12 bulan terakhir.

"Penemuan itu terjadi di blok Sakakemang di Sumatra Selatan, di mana Repsol, sebagai operator, memiliki 45 persen saham," seperti tertera dalam rilis berita mereka. Petronas (Malaysia) memiliki 45 persen dan Moeco (Jepang) sisanya 10 persen.

Repsol memperkirakan bahwa sumur KBD-2X tersebut menampung setidaknya 2 trilyun kaki kubik atau 57 miliar meter kubik sumber daya yang dapat dieksploitasi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, temuan potensi cadangan ini cukup signifikan. "Kami sampaikan informasi potensi temuan gas di Sakakemang. Kita sebutkan potensinya cukup signifikan meskipun saat ini belum bisa menyebutkan angkanya," kata Dwi saat mengelar konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (18/02) seperti dikutip dari tempo.co.

Apa keuntungannya untuk Indonesia?

Dalam rilis beritanya, Repsol menyatakan bahwa penemuan cadangan gas besar ini merepresentasi sumber daya baru yang bisa membantu perkembangan ekonomi di Indonesia.

Praktisi industri migas Dwandari Ralanarko dari Committee American Association of Petroleum Geologists (AAPG) Asia Pacific membenarkan klaim Repsol itu. Dia setuju bahwa penemuan sumber gas alam oleh Repsol akan memberi efek positif untuk ekonomi Indonesia. "Penemuan sumber cadangan gas di Sakakemang diproyeksikan dapat menambah cadangan nasional, sehingga diharapkan pula ke depannya akan dapat menggenjot produksi gas nasional," katanya saat dihubungi DW.

Ia juga menggarisbawahi bahwa industri migas menyerap tenaga kerja yang sangat besar, mulai dari pembangunan infrastruktur seperti jalan, jalur listrik dan jembatan ke lokasi-lokasi pengeboran migas, hingga penyediaan jasa yang banyak sekali mulai dari katering, laundry hingga jasa service pengeboran. Selain itu, "penemuan cadangan gas baru juga menambah pendapatan negara dari sistem bagi hasil industri migas, seperti royalti atau gross split", tambahnya.

Mengutip situs Indonesia Investments, saat ini Indonesia memiliki cadangan gas terbesar ketiga di wilayah Asia Pasifik (setelah Australia dan RRC) dan berkontribusi untuk 1,5 persen dari total cadangan gas dunia (BP Statistical Review of World Energy 2015). Setelah Qatar, Malaysia, Australia dan Nigeria, Indonesia saat ini adalah eksportir gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) terbesar kelima di dunia.

Baca juga: Masa Depan Biofuel

Repsol di Indonesia

Perusahaan ini akan melanjutkan pekerjaan eksplorasi dalam beberapa bulan mendatang dengan appraisal well yang telah direncanakan. Repsol bekerjasama erat dengan regulator migas Indonesia, SKK Migas, dalam kegiatan eksplorasi dan terus bekerja untuk langkah selanjutnya dengan pihak berwenang Indonesia, demikian disebutkan.

SKK Migas saat ini memang tengah meningkatkan upaya eksplorasi di Indonesia yang menghadapi penyusutan produksi dan kurangnya aktivitas investasi baru. SKK Migas menargetkan setidaknya ada penemuan cadangan minyak dan gas raksasa 500 juta barel setara minyak per hari sampai 2023, seperti dikutip kontan.co.id.

Indonesia adalah fokus investasi eksplorasi Repsol di Asia Tenggara. Repsol memiliki beberapa lisensi di Sumatra, baik di darat maupun di lepas pantai, dan berencana untuk melaksanakan pengeboran dan akuisisi seismik yang intensif pada tahun 2019 dan 2020.

Perusahaan ini telah hadir di Indonesia melalui bisnis pelumas selama 20 tahun, dengan produksi lokal sejak tahun 2006. Berkat pertumbuhan tiga tahun terakhir, Indonesia telah menjadi pasar terbesar ketiga untuk pelumas Repsol di seluruh dunia.

na/hp (dari berbagai sumber)