1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Republik Dominika Antisipasi Wabah Kolera dari Haiti

17 November 2010

Presiden Haiti Rene Preval menyerukan agar rakyatnya menahan diri, meski angka kematian akibat epidemi kolera sudah lebih dari 1000 orang.

https://p.dw.com/p/QB67
Warga yang terpurukFoto: AP

Ketegangan menyeruak di Haiti dalam dua pekan terakhir, menjelang pemilihan umum pertama setelah gempa bumi besar yang terjadi Januari lalu. Dalam musibah itu sekitar 250 ribu orang kehilangan nyawanya. Gempa bumi tersebut juga meluluhlantakkan ibukota Haiti.

Provokasi di Tengah Bencana

Disebut-sebut terdapat kelompok-kelompok tak dikenal kini mencoba mengeruk keuntungan dari menyebarnya wabah kolera dan memprovokasi suasana. Oleh karenanya, Presiden Haiti Preval dalam sebuah pesan yang direkam mengatakan: gangguan ketertiban dan instabilitas tidak akan menghasilkan solusi dari masalah yang kini dihadapi bagi sebuah negara yang sedang melewati masa-masa sangat sulit. Dijelaskannya, tembak-menembak, saling melempar botol, membuat barikade dengan membakari ban-ban, tak akan membuat wabah kolera dapat diatasi. Sebaliknya, malah menyulitkan akses bagi yang tertimpa penyakit dalam memperoleh perawatan maupun obat-obatan.

Haiti Cholera Ausbruch
Seorang ibu dibawa ke rumah sakitFoto: AP

Protes Terhadap PBB

Di utara kota Cap-Haitien, ditemukan dua orang orang tewas dalam aksi kerusuhan. Salah seorang dari mereka tewas ditembak oleh pasukan perdamaian PBB. Senin lalu, ribuan pengunjuk rasa di kota tersebut membakar pos-pos polisi dan mengancam melakukan hal serupa di kamp-kamp pasukan perdamaian PBB. Hingga akhirnya mereka dibubarkan oleh tembakan senjata dan semprotan gas air mata. Selasa kemarin, ban-ban yang dibakari oleh demonstran menyebabkan langit kota dipenuhi asap tebal. Sementara suara tembakan terdengar sporadis. Seorang warga mengungkapkan kemarahannya: “Alasan protes kami ke pasukan perdamaian PBB adalah karena mereka melakukan hal illegal di kota. Mereka katanya akan memberikan keamanan, namun yang terjadi sebaliknya, ini penghancuran.“

Di pihak lain, pasukan perdamaian PBB MINUSTAH meminta agara rakyat Haiti jangan membiarkan diri dimanipulasi oleh para musuh demokrasi dan stabilitas.

Enam anggota MINUSTAH terluka pada aksi unjuk rasa hari Senin di pusat kota Hinche. Lebih dari 400 orang demonstran ikut ambil bagian dalam aksi protes itu. Mereka melempari batu sebelum akhirnya dibubarkan. Rumor beredar bahwa tangki pembuangan kotoran di dekat kamp pasukan perdamaian Nepal bocor dan tumpahannya mengalir ke Sungai Artibonite yang digunakan penduduk lokal untuk mandi dan minum. Namun hal itu dibantah oleh pasukan Nepal.

Para ahli DNA Amerika Serikat didatangkan untuk memeriksa sampel yang diambil dari penerita kolera di Haiti, namun para pakar DNA itu belum berhasil menemukan asal muasal epidemi tersebut.

Haiti Gesundheit Cholera Kinder
Anak kecil yang menderita koleraFoto: AP

Republik Dominika Berjaga-jaga

Penyebaran wabah ini telah sampai ke Republik Dominika, tetangga Haiti. Di perbatasan, pejabat Dominika memperketat kontrol dan meningkatkan pengecekan kesehatan bagi orang yang melintas perbatasan untuk mencegah penyebaran wabah lebih luas.

Untuk mengantisipasi penyebaran wabah di sekitar teluk, pemerintah Dominika juga melarang pedagang Haiti beraktivitas di wilayah itu.

Jumlah korban tewas akibat epidemi kolera di Haiti naik hingga lebih dari 1000 orang, sementara lebih dari 16.000 orang dirawat di rumah sakit, sejak wabah menyeruak Oktober lalu.

Pemilu yang Mencemaskan

Pemilu yang akan digelar pada tanggal 28 November kinipun menjadi tanda tanya, karena di 10 departemen pemerintah, satu dari 10 orang terjangkit wabah kolera. Demikian dinyatakan oleh organisasi Dokter Tanpa Batas MSF.

Ayu Purwaningsih /dw/afp

Editor : Ziphora Robina