1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

240411 Saleh Rückzug

24 April 2011

Blok oposisi Yaman, JMP menerima pernyataan Presiden Saleh untuk mundur dalam 30 hari. Namun di ibukota hari Minggu (24/04) , ribuan demonstran tetap menuntut agar Saleh mundur segera.

https://p.dw.com/p/113Ku
Foto: picture-alliance/dpa

Tak kurang darah yang tumpah dalam dua bulan bentrokan di Yaman, antara Presiden Ali Abdullah Saleh dan gerakan oposisi. Kini ada peluang untuk mengakhiri konflik. Presiden berusia 65 tahun itu seakan mengalah terhadap desakan rakyat di jalanan. Presiden Saleh secara prinsip telah menerima usulan mundur yang Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk, GCC. Demikian dilaporkan televisi Yaman. Pernyataan mengenai itu tinggal dibubuhi tandatangan.

Namun kepada televisi AlJazeera, Wakil Menteri Informasi Abdol al-Dschanadi mengatakan bahwa ada batasannya, "Presiden dan partai pemerintah telah menyetujui seluruh butir dalam inisiatif GCC itu, namun pelaksanaannya akan sesuai konstitusi Yaman"

Aspek utamanya jelas, bahwa Saleh, anggota keluarga besarnya serta semua yang pernah dan masih bekerja dalam rejimnya akan dijamin bebas dari hukuman, sebagai balas jasa atas mundurnya sang Presiden. Tuntutan ini awalnya langsung ditolak oleh oposisi. Namun mengingat sudah jatuh begitu banyak korban di berbagai kota, blok oposisi terbesar di Yaman kemudian mengubah pandangannya.

Dari lingkaran oposisi itu kini terdengar suara-suara yang bersedia menerima usulan GCC. Namun dengan catatan, begitu ungkap jurubicara oposisi Mohamed Kahta. Pembentukan pemerintah baru dalam satu pekan ini, tidak diterima. Presiden Saleh harus segera mundur.

Bila tidak, semua yang terlibat dalam pemerintah transisi bentukan Saleh, dianggap telah kehilangan legitimitasinya. Butir kritis berikutnya dalam usulan GCC adalah peran parlemen yang harus menyepakati mundurnya Presiden Yaman. Di mata oposisi, hal ini sama sekali tidak bisa diterima, karena parlemen di Sanaa didominasi oleh anggota partai yang berkuasa.

President Ali Abdullah Saleh
Foto: AP

Di pihak lain, jurubicara gerakan oposisi pemuda, Chaled al Ansi, menolak tegas usulan GCC. Dikatakannya, gerakan pemuda menolak semua inisiatif yang tidak sepenuhnya mendukung segera mundurnya Saleh, putra-putranya serta anggota keluarganya. Kaum pemuda menuntut, agar Saleh mundur segera dan tidak dalam 30 hari, seperti yang dicanangkan oleh Dewan Kerjasama negara-negara Teluk.

Sebelumnya, GCC mengusulkan agar dalam kurun waktu satu bulan, Presiden mengalihkan kekuasaannya kepada wakilnya. Kaum oposisi juga memperingatkan, bahwa pengumuman bahwa Presiden Yaman akan mundur tidak berarti bahwa aksi protes akan langsung berhenti begitu saja.

Tekanan terhadap Saleh juga datang dari mitranya yang terpenting dalam melawan teror, yakni dari Amerika Serikat. Jurubicara Kemlu AS Mark Toner mengatakan, Washington menyambut usulan solusi untuk mengakhiri krisis di Yaman. AS juga menuntut semua pihak di Yaman untuk secepat mungkin merealisasi pengalihan kekuasaan.

Meski begitu: pengumuman Presiden Saleh untuk mundur dalam 30 hari tidak bisa diselesaikan secepat itu, pastinya tidak dalam 30 hari. Yang pasti hanya bahwa akhir dari rejim di Yaman sudah mendekat.

Peter Steffe / Edith Koesoemawiria
Editor: Rizky Nugraha