1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ribuan Warga Filipina Turun ke Jalanan

26 Agustus 2013

Demonstrasi di Manila menandai protes besar pertama anti korupsi di bawah pemerintahan Presiden Benigno Aquino, yang telah berjanji mereformasi anggaran.

https://p.dw.com/p/19W18
Benigno Noynoy AquinoFoto: Getty Images

Lewat ajakan di media sosial --Facebook dan Twitter— puluhan ribu orang di Manila hari Senin (26/08) menggelar aksi bersama menentang korupsi dalam sistem politik Filipina.

Gerakan yang mengklaim diri sebagai “barisan sejuta orang ini“ menjadi aksi unjuk rasa terbesar, sejak terpilihnya Benigno Aquino sebagai presiden tahun 2010. Pada saat kampanye Benigno Aquino dulu mengusung platform anti korupsi.

Para demonstran terdiri dari biarawan, mahasiswa, pengusaha, kelas menengah, pengacara dan profesional lainnya. Bersama-sama mereka mengekspresikan kejengkelannya atas masalah korupsi di negara berkembang itu.

"Orang-orang Filipina sekarang sudah modern. Gerakan „barisan sejuta orang“ adalah bukti bahwa kita tidak bisa tertipu oleh para pemimpin kita lagi," demikian isi kicauan seorang pengunjuk rasa yang mengidentifikasikan nama twitter-nya Gundam08. Ia menulis kicauan dalam twitter itu dari lokasi unjuk rasa.

Penyalahgunaan dana yang dilakukan pejabat pemerintah sudah lama tertanam dalam sistem politik di Filipina. Serangkaian artikel surat kabar yang mengangkat isu tersebut --misalnya tentang bagaimana dana pemerintah beralih ke pihak swasta-- diduga, telah memicu kemarahan massa.

Seruan untuk protes tersebut mulai beredar di Facebook dan Twitter sekitar dua minggu lalu, setelah munculnya laporan di Philippine Daily Inquirer mengenai dugaan penipuan terkait Dana Bantuan Prioritas Pembangunan PDAF.

PDAF adalah dana yang diialokasikan anggota parlemen untuk digunakan dalam proyek-proyek pembangunan. Para kritikus melihat itu sebagai "Pork Barrel"-- proyek yang dipakai politisi untuk mendapat dukungan konstituten di daerah pemilihannya-- sebagai sumber korupsi.

Dilaporkan di surat kabar, seorang perempuan telah berkomplot dengan parlemen untuk menilap dana sekitar 2,5 trilyun rupiah dari proyek tersebut.

Aquino sebelumnya menaikan anggaran 2014 untuk proyek PDAF. Namun menghadapi meningkatnya kemarahan massa, pada awal bulan ini, Aquino menunda pengucuran dana dan berjanji untuk mereformasi sistem PDAF.

Saat demonstrasi, para pemrotes membawa spanduk bertuliskan "Musnahkan Pork Barrel" dan "Ubah budaya patron politik".

Demo berjalan damai dan tak terlihat ada pemimpin yang menonjol, papar juru bicara kepolisian nasional Filipina Inspektur Senior Reuben Sindac: "Ini adalah pertemuan yang saling menghargai. Ada keluarga-keluarga yang ikut di sini, seperti piknik. Ini murni didorong jaringan sosial," ujarnya, sambil memantau demonstrasi.

Sindac menambahkan, dari kerumunan besar di Taman Luneta, hanya beberapa ratus orang yang berasal dari kelompok sayap kiri yang memimpin aksi protes. Demonstrasi damai serupa berlangsung di taman umum seluruh negeri.