1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ribuan Warga Mesir Tuntut Morsi Mundur

28 November 2012

Dalam demonstrasi massal di Kairo, ribuan warga Mesir menginginkan sang presiden untuk turun dari jabatannya. Ini adalah aksi protes terbesar sejak jatuhnya Mubarak awal 2011.

https://p.dw.com/p/16qzZ
Foto: Reuters

Bentrokan baru terjadi, Rabu (28/11) di Kairo antara pasukan keamanan dan demonstran yang mengungkapkan kemarahan mereka atas dekrit presiden yang memberikannya kekuasaan baru hampir tanpa batas. Polisi menyemburkan gas air mata kepada demonstran yang melemparkan batu di lapangan Tahrir. Stasiun televisi resmi negara itu membenarkan, bahwa polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pemrotes yang berkumpul dekat kedutaan Amerika Serikat. Ribuan warga Mesir tidur di tenda-tenda di sana dalam upaya membatalkan dekrit yang dikeluarkan Morsi.

Korban tewas dan terluka

Lebih dari 300.000 demonstran diberitakan berada di lapangan Tahrir Selasa malam (27/11) dan di jalanan sekitarnya. Di beberapa kota provinsi lain tampak hal yang sama. Di kota pelabuhan Alexandria dan kota industri Al Mahalla terjadi bentrokan antara kelompok Islamis dan demonstran. Belasan orang terluka. Di Kairo, seorang pria muda tewas, saat polisi menyemburkan gas air mata ke sekelompok anak muda. Demikian keterangan dari kementrian kesehatan Mesir.

Demonstrasi di lapangan Tahrir juga diikuti oleh para pimpinan kubu oposisi, bintang film, pengacara dan jurnalis. Beberapa menyerukan: "Oh Mubarak, katakan ke Morsi, penjara menantinya!" Lawan Morsi menyambut kondisi Mesir saat ini. "Ikhwanul Muslimin kerap mengatakan, kami tidak bisa memenuhi lapangan Tahrir tanpa dukungan mereka. Kini kami menunjukkan, bahwa ini tidak benar", jelas seorang aktivis.

Proteste in Kairo Ägypten
Gas air mata digunakan untuk membubarkan massaFoto: Reuters

Morsi tidak terpengaruh

Di kota-kota seperti Luxor, Assiut, Kena, Tanta, Al-Arish, Bani Sueif dan Suez warga juga memprotes deklarasi Morsi yang melindungi dirinya dan dewan penyusun konstitusi yang didominasi Islamis dari perpanjangan tangan hukum. Ikhwanul Muslimin dan kelompok Salafi membatalkan demonstrasi solidaritas bagi presiden "untuk menghindari pertumpahan darah".

Morsi tetap tidak ingin menarik kembali dekritnya. Padalah tentangan datang dari oposisi dan kehakiman, begitu juga peringatan dari AS dan negara-negara di Eropa termasuk Jerman. Banyak hakim yang di hari ketiga tetap tidak datang bekerja, sebagai tanda aksi protes atas ketidakberdayaan hukum menghadapi Morsi.

VLZ/HP (dpa, afp, dapd, rtr)