1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Richard Holbrooke Meninggal Dunia

14 Desember 2010

Diplomat ulung Amerika Serikat Richard Holbrooke meninggal dunia dalam usia 69 tahun di Washington. Selama lebih dari 45 tahun ia berkecimpung di panggung diplomasi internasional.

https://p.dw.com/p/QXor
Richard HolbrookeFoto: AP

Sejak akhir tahun 60an, dibawah presiden dari Partai Demokrat Richard Holbrooke ditugaskan pemerintah Amerika Serikat untuk menangani krisis di Asia, Eropa dan Timur Tengah. Di bawah Presiden Bill Clinton, pada tahun 90-an, Richard Holbrooke bertugas untuk mengatasi krisis yang terjadi di Eropa. Keberhasilan diplomasi terbesar yang diraihnya adalah sebagai arsitek Perjanjian Dayton pada tahun 1995 yang mengakhiri perang Bosnia. Selain itu ia juga menangani konflik di Kosovo dan Siprus.

Dalam sebuah wawancara dengan pemancar televisi CNN, ia pernah mengungkapkan berat dan sulitnya perundingan untuk mencapai perjanjian Dayton, "Saya pikir, ini merupakan perundingan yang paling sulit. Tidak tidur selama 48 jam, korban tewas di mana-mana, tekanan yang sangat besar dalam perundingan dengan tiga mitra, yakni Kroasia, Bosnia dan Serbia."

Di tengah keberhasilannya di panggung diplomasi internasional, Richard Hoolbroke juga menghadapi sandungan. Setelah keluar dari Kementerian Luar Negeri pada tahun 1996, ia dikritik karena sikapnya yang tidak etis. Yakni memanfaatkan hubungan diplomasi yang dimilikinya untuk melakukan bisnis di sebuah bank investasi. Senat Amerika Serikat juga menilainya sebagai agresif dan ambisius.

Selama lebih dari setahun ia tidak mendapatkan jabatan, sebelum ia diangkat sebagai duta besar Amerika Serikat. Ia cepat mendapat teman dan juga musuh. Dalam berbagai perundingan, ia menunjukkan sikap keras kepala, yang digambarkan sebagai nilai tambah yang dimilikinya. Ia antara lain menunjukkan sikap tersebut dalam perundingan mengenai perluasan keanggotaan NATO atau dalam membahas tunggakan iuran Amerika Serikat pada PBB.

Menjelang kematian Richard Holbrooke, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebutnya sebagai seorang diplomat yang gigih dan pekerja keras. "Ia merupakan diplomat ulung yang sejati dalam politik luar Amerika Serikat. Ia tak kenal lelah dan tak kenal menyerah. Ia mempercayai, bila kita memfokuskan diri pada pekerjaan yang dihadapi, memungkinkan dicapainya kemajuan. Perang dapat diakhiri dan perdamaian dapat diwujudkan."

Misi diplomasi terakhir yang diemban Richard Holbrooke adalah ketika ia ditunjuk Presiden Barack Obama bulan Januari tahun 2009 menjabat utusan khusus untuk Afganistan dan Pakistan. Dalam menjalankan misinya di kawasan tersebut, ia mendapatkan penilaian yang berbeda. Ia terutama dikritik karena tidak berhasil membangun hubungan dengan Presiden Afganistan Hamid Karzai. Dan muncul berbagai isu yang menyebutkan bahwa ia akan ditarik dari jabatannya tersebut.

Dalam pekan ini di Washington dengan tegang dinantikan laporan mengenai perang di Afganistan, di mana Richard Holbrooke berperan dalam menyusun laporannya. Para pengamat di Washington menilai tugas sebagai utusan khusus di Afganistan merupakan pekerjaan berat yang menguras jiwa dan raga. Pada akhirnya Richard Holbrooke juga menjadi korban dari perang di Afganistan.

Asril Ridwan/dpa/afp

Editor: Andriani Nangoy