1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Riset Gunung Purba di Dasar Samudra

20 September 2016

Di dasar samudra dunia ada puluhan ribu gunung api purba baik aktif maupun dorman. Zona seamount (gunung laut) ini adalah "hot spot" untuk biodiversitas yang amat mengagumkan dan hinga kini nyaris belum pernah diteliti.

https://p.dw.com/p/1K5Dr
Weltnaturerbestätten in der Hochsee - Atlantis Bank
Foto: The Natural Environment Research Council and IUCN/GEF Seamounts Project C/O Alex D Rogers

Riset Gunung Purba di Dasar Samudra

Hingga akhir tahun 1950-an teori lempeng tektonik dari Alfred Wegener belum bisa dibuktikan secara fisik karena keterbatasan teknologi. Ketika itu masih banyak pakar geologi yang meragukan keberadaan gunung api di dasar samudra dan lautan. Nyatanya, zona gunung api aktif di dasar lautan tak kalah dengan di permukaan, bahkan di kawasan cincin api Pasifik jauh lebih hebat.

Namun juga harus diakui, riset dasar samudra di Bumi masih kalah jika dibandingkan penelitian permukaan bulan misalnya. Menyadari kekurangan itu, sejumlah ilmuwan kini menggagas proyek riset "seamount" yakni zona gunung api purba yang berada di dasar samudra. Proyeknya dimulai di kawasan perairan Hawaii menggunkan kapal penelitian Ka'imikai O Kanaloa dan kapal selam Pisces V.

"Di seluruh dunia terdapat puluhan ribu hingga 100.000 zona seamount, yang jadi hot spot bagi biodiversitas lautan", ujar M. Sanjayan wakil presiden Conservation International yang melaksanakan riset zona gunung api purba dasar laut itu. Sanjayan mengatakan, video yang direkam kapal selam Pisces V menunjukkan kawasan yang belum dieksplorasi dan samasekali baru bagi ilmu pengetahuan.

Riset seamount di kawasan Samudra Pasifik direncanakan akan dilakukan gabungan ilmuwan selama 5 tahun. "Targetnya meneliti sekitar 50 zona seamount selama rentang waktu masa penelitian", tambah Greg Stone pimpinan para ilmuwan di Conservation International.

Para ilmuwan mula-mula meneliti Cook Seamount di kedalaman 3.000 kaki atau sekitar 900 meter di bawah laut, di mana cahaya matahari tak bisa menembus hingga kedalaman itu. Sampel yang dikumpulkan menunjukan ekosistem unik yang diharapkan berguna bagi riset sains dan teknik untuk masa depan.

as/ml (aptn)