1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ada Kemajuan dalam Masalah Ukraina

18 Agustus 2014

Menlu Rusia dan Ukraina akhiri pembicaraan sulit menyangkut krisis Ukraina tanpa capai hasil kongkret. Sementara itu bentrokan berlanjut.

https://p.dw.com/p/1CwPh
Deutschland Russland Krisentreffen in Berlin Steinmeier
Foto: Reuters

"Pembicaraan sulit, tapi saya pikir dan berharap, kami telah mencapai kemajuan dalam beberapa poin," demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier setelah pembicaraan lima jam dengan Menteri Luar Negeri Russia Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin dan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius.

"Walaupun situasi sulit, kami berhasil mencapai kemajuan," demikian dikatakan seorang diplomat kepada kantor berita AFP. Tetapi baik Steinmeier maupun diplomat Perancis tidak memberikan keterangan lebih lanjut, kemajuan apa yang berhasil dicapai. Para delegasi akan memberikan laporan kepada atasan dan "kemungkinan akan memutuskan hari Senin atau Selasa, dalam bentuk apa kita akan melanjutkan diskusi", kata Steinmeier.

Ia menekankan pentingnya menghindari "terjerumus lebih jauh ke dalam konfrontasi langsung antara militer Ukraina dan Rusia". "Ini adalah pembicaraan penting dalam masa yang sulit," demikian dikatakan Steinmeier kepada wartawan setelah pembicaraan berakhir.

Steinmeier mengatakan, pembicaraan difokuskan pada cara untuk mencapai gencata senjata dan pada "bagaimana memperbaiki pemeriksaan efisien di perbatasan antara Rusia dan Ukraina," demikian halnya dengan cara membawa pertolongan kemanusiaan bagi rakyat sipil.

Jet tempur MiG ditembak jatuh

Pertikaian antara tentara Ukraina dan separatis pro Rusia berlangsung di bagian timur Ukraina hari Minggu (17/08). Itu menambah perasaan takut akan konfrontasi langsung antara Rusia dan Ukraina. Di Ukraina timur, pertempuran besar berlangsung antara militer Ukraina dan pemberontak. Militer Ukraina menyatakan sebuah jet tempur MiG ditembak jatuh dari daerah sekitar Luhansk, tapi pilot berhasil terjun dengan parasut.

Militer mengatakan, mereka mengibarkan bendera nasional di markas polisi, di pinggiran kota Luhansk, setelah terjadinya pertempuran besar, Sabtu (19/08). Jika Luhansk berhasil dikuasai kembali, itu akan jadi kesuksesan besar bagi militer Ukraina setelah pertempuran berlangsung empat bulan, dan menyebabkan tewasnya 2.100 orang dan menjerumuskan daerah itu ke pinggir jurang bencana kemanusiaan. Luhansk adalah markas kedua terbesar pemberontak.

Sementara itu, pemerintah kota Donetsk yang jadi markas terbesar pemberontak mengatakan, dalam pertempuran 24 jam terakhir, sedikitnya 10 warga sipil terbunuh dan delapan orang cedera.

Tuduhan baru

Pemerintah Ukraina juga melontarkan tuduhan baru tentang konvoi militer Rusia yang mengikutsertakan tiga sistem roket Grad. Sedangkan Moskow kembali menyangkal tuduhan bahwa mereka telah mengirimkan senjata kepada pemberontak.

Jerman juga menuntut Rusia untuk memberikan tanggapan atas pernyataan pemberontak, bahwa mereka telah mendapat dukungan ratusan orang yang telah dilatih di Rusia. Sementara itu, Rusia dan Ukraina terus bertengkar soal konvoi truk dari Rusia, yang menurut Rusia membawa bantuan, tetapi tidak dipercaya oleh Ukraina. Konvoi itu masih diparkir di dekat perbatasan antar kedua negara.

ml/ap (rtr, afp)