1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Berharap Kesepakatan Nuklir Iran Dapat Diselamatkan

14 April 2021

Menlu Rusia tiba di Teheran untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Iran terkait upaya menyelamatkan perjanjian nuklir.

https://p.dw.com/p/3ryTH
Menlu Rusia Sergej Lavrow dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan negaranya mengutuk setiap upaya yang dapat merusak pembahasan kesepakatan nuklirFoto: Russian Foreign Ministry Press Service/AP/picture alliance

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Selasa (13/04) mengatakan Moskow berharap kesepakatan nuklir Iran dapat diselamatkan dan mengutuk sanksi Uni Eropa yang berpotensi merusak pembahasan kesepakatan yang sedang berlangsung.

"Kami berharap kemungkinan mempertahankan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA)," kata Lavrov, mengacu pada kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Sejauh yang kami pahami, mitra kami di Teheran telah menyatakan kesiapan mereka untuk segera bergerak ke arah itu" jika Washington menjunjung tinggi kesepakatan itu, Lavrov menambahkan.

Menlu Lavrov juga mengecam sanksi Uni Eropa terhadap Iran. "Saya berharap kolega Eropa kami memahami bahwa tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan merusak pembicaraan kesepakatan itu," kata Lavrov.

Moskow geram atas sanksi UE

Pada hari Senin (12/04), UE menambahkan delapan pejabat keamanan Iran, termasuk Kepala Pengawal Revolusi ke daftar hitam pemberlakuan sanksi yang terdiri dari pembekuan aset dan larangan visa atas aksi protes tahun 2019.

"Jika ada kekurangan koordinasi di UE saat tangan kanan tidak menyadari apa yang dilakukan tangan kiri, itu sangat disayangkan," kata Lavrov.

"Tetapi jika keputusan ini diambil dengan sengaja di tengah pembicaraan kesepakatan lanjutan di Wina untuk menyelamatkan JCPOA, maka bukan hanya disayangkan - ini adalah kesalahan yang lebih buruk daripada kejahatan."

"Kami mengutuk setiap upaya untuk merusak proses tersebut," tambahnya.

Bagaimana tanggapan Iran?

Zarif mengatakan Iran "tidak memiliki masalah dengan kembali melaksanakan komitmen JCPOA." Dia memperingatkan bahwa "tindakan sabotase" dan sanksi tidak akan memberi Washington keuntungan tambahan dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang gagal, yang dihentikan AS pada 2018 di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

"Tetapi Amerika harus tahu bahwa baik sanksi maupun tindakan sabotase tidak akan memberi mereka kesempatan negosiasi dan tindakan ini hanya akan membuat situasi lebih sulit bagi mereka," kata diplomat Iran itu dalam konferensi pers bersama dengan Lavrov.

Kantor berita IRNA Iran melaporkan bahwa Menlu Rusia juga bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani. Serangan siber terhadap fasilitas nuklir Natanz juga akan dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Laporan media di Iran mengaitkan "sabotase" dengan Israel yang melakukan "operasi dunia maya."

ha/hp (dpa, AFP)