1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210410 Ukraine Russland

22 April 2010

Rusia dan Ukraina menyepakati potongan harga bagi pasokan gas dan suatu perjanjian militer. Ini merupakan awal baru hubungan dua negara tetangga yang belakangan beku.

https://p.dw.com/p/N3Rd
Gambar simbol sengketa gas Rusia UkrainaFoto: AP

Presiden Dmitri Medvedev tampak optimis menjelang pertemuan hari Rabu (21/04) di Charkov, Ukraina Timur. Presiden Rusia tahu bahwa ia membawa tawaran yang menarik.

"Pertemuan hari ini sangat penting. Karena kita harus mengambil beberapa langkah penting untuk memperbaiki hubungan ini. Kami bertekad untuk mengukuhkan suatu kemitraan, sehingga kembali memiliki sifat yang strategis. Saya harap bahwa hasil-hasil yang kita capai hari ini membuktikan kualitas hubungan ini," demikian dikatakan Medvedev.

Presiden Ukraina Viktor Yanukovich menjanjikan awal baru hubungan antara Moskow dan Kiev. Uluran tangan presiden Ukraina ini ditanggapi positif oleh Rusia. Ukraina mendapat potongan harga bagi pasokan gas Rusia. Secara garis besar dicapai kesepakatan dalam pertemuan mendadak antara Medvedev dan Yanukovich. Rusia memangkas harga gas untuk tiap 1.000 meter kubik dari 330 menjadi 230 Dollar AS.

Dengan begitu, Ukraina menghemat 30 miliar Euro dalam sepuluh tahun. Penghematan ini membantu menyeimbangkan defisit dalam anggaran negara Ukraina. Dan ini adalah salah satu syarat yang diajukan Dana Moneter Internasional (IMF) kepada negara Eropa Timur itu. Kini Ukraina dapat menerima kredit bernilai miliaran Dollar dari IMF.

Yanukovich mengatakan, pertemuan ini merupakan titik balik bersejarah dalam hubungan kedua negara, "Lima tahun terakhir yang sulit dinilai sebagai periode di mana hubungan antara Ukraina dan Rusia makin beku. Sangat sulit dibayangkan bahwa ini bisa terjadi jika kita menilik kembali sejarah bersama kita. Yang jelas, ini tidak mendukung kepentingan bersama masyarakat Ukraina dan Rusia - rakyat kami menginginkan agar hubungan bertetangga yang sedari dulu baik kembali dipulihkan, hubungan ini selalu menguntungkan bagi kedua negara."

Di bawah presiden Ukraina yang lama, yaitu Presiden Yushenko, hubungan antara Rusia dan Ukraina sangat tegang. Awal tahun 2009 lalu, sengketa gas antar kedua negara menyebabkan pasokan ke sejumlah negara Eropa terhambat atau bahkan terputus. Selain itu, ketegangan juga muncul karena tarik ulur sehubungan pelabuhan militer Rusia di Semenanjung Krim yang termasuk wilayah Ukraina.

Kesepakatan militer menetapkan bahwa pihak Rusia dapat mengoperasikan pelabuhannya di kawasan Ukraina sampai tahun 2017. Yushenko mendesak agar armada Laut Hitam Rusia ditarik. Tapi desakan itu tidak lagi dibahas. Yanukovich dan Medvedev setuju untuk memperpanjang kontrak penggunaan pelabuhan tersebut untuk 25 tahun. Setelah itu, pihak Rusia masih punya opsi untuk memperpanjang kontrak tersebut selama lima tahun. Sebagian sewa pelabuhan dibayar lewat diskon harga gas yang diberikan Rusia kepada Ukraina.

Kesepakatan antara presiden Rusia dan Ukraina menuntaskan dua topik permasalahan yang selama ini menjadi inti pertikaian antar kedua negara itu. Presiden Yanukovich kemungkinan menghadapi kritik di negaranya karena dinilai menjual Ukraina kepada Rusia.

Stephan Laack/Ziphora Robina
Editor: Renata Permadi