1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

250111 Moskau Explosion

25 Januari 2011

Presiden Rusia Medvedev menyebutkan serangan teror terhadap bandara di Moskow merupakan ancaman serius bagi Rusia. Ia bersumpah untuk memusnahkan militan yang berada di balik serangan teror itu.

https://p.dw.com/p/102Vi
Pihak kepolisian mengamankan lokasi serangan di Bandara DemodedovoFoto: picture-alliance/dpa

Sepanjang malam para dokter di rumah sakit Moskow sibuk mengoperasi pasien. Mereka berjuang menyelamatkan nyawa puluhan orang yang terluka sangat parah, akibat serangan teror di bandara udara Demodedovo. Menteri kesehatan Rusia Tatjyana Golikova memperkirakan jumlah korban tewas masih akan terus bertambah, "Banyak yang terluka seperti kena ranjau dan juga terkena pecahan-pecahan tajam. Ada juga yang keracunan gas. Belum lagi yang terluka akibat gelombang ledakan."

Menurut keterangan resmi, sedikitnya 35 orang terenggut nyawanya akibat ledakan bom yang berisi serpihan logam dan paku. Baru lima diantaranya yang berhasil diidentifikasi, ujar pimpinan kedokteran kehakiman, Oleg Koslow, pagi tadi, tanpa merinci lebih lanjut.

Diantaranya korban tewas terdapat dua warga negara Inggris dan seorang warga Jerman. Saksi mata menceritakan, sekitar pukul 16.30 waktu setempat, pelaku bom bunuh diri meledakan bom tersebut di anjungan kedatangan bandara di tengah kerumunan manusia.

"Aula kedatangan penumpang ketika itu penuh orang. Banyak pesawat yang terlambat tiba. Banyak orang yang menunggu untuk menjemput penumpang, kebanyakan diantara mereka adalah supir. Ketika insiden terjadi, kami berlarian ke luar, karena kami pikir, akan ada ledakan berikutnya. Di mana-mana dipenuhi asap hitam, orang-orang tidak bisa melihat, apalagi bernafas. Listrik padam," dikatakan seorang saksi mata.

Di anjungan kedatangan bandara, tidak ada aturan pemeriksaan ketat bagi orang yang masuk. Di pintu masuk terdapat detektor logam dan instalasi X-ray, tapi sangat jarang digunakan. Presiden Rusia Dmitri Medvedev mengritisi longgarnya sistem pengamanan tersebut. "Bagi keluarga korban, saya menyatakan berbelasungkawa. Tindakan pertama yang penting dilakukan adalah meningkatkan sistem pengamanan di seluruh bandara dan stasiun dan pusat-pusat transportasi penting di negeri ini. Apa yang telah terjadi menunjukan bahwa tidak semua menerapkan aturan dengan konsisten. Kita harus mengatasi masalah itu."

Pihak keamanan masih memburu tiga pria yang diduga terkait serangan itu. Hingga larut malam, tim penyelidik melakukan rekonstruksi kejadian. Juru bicara komite penyelidikan, Vladimir Markin, menjelaskan, "Saat ini para penyelidik masih bekerja di tempat kejadian perkara. Para ahli bahan peledak dari FSB baru saja menyelesaikan kerja mereka, kini giliran penyelidik yang bekerja."

Media Rusia mengarahkan dugaan pelaku serangan teror berasal dari Kaukasus Utara. Konflik berdarah masih terus terjadi antara kelompok separatis dan militan Islamis dengan aparat keamanan Rusia. Menurut keterangan resmi, tahun 2010 saja sedikitnya 800 orang tewas akibat konflik berkepanjangan tersebut.

Kelompok teror berulangkali mengancam akan melancarkan serangan ke ibukota Rusia. Terakhir, pada bulan Maret 2010, dua perempuan pelaku serangan bunuh diri dari Chechnya meledakan bom di kereta bawah tanah di Moskow, yang mengakibatkan tewasnya sekitar 40 orang.

Christina Nagel/Ayu Purwaningsih

Editor: Agus Setiawan