1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia-Cina Kembali Veto Resolusi Suriah

4 Februari 2012

Resolusi yang dimotori negara-negara Barat dan Arab tersebut mendukung rencana Liga Arab untuk menuntut Presiden Bashar al-Assad mundur.

https://p.dw.com/p/13xGf
Sidang DK PBB menggelar voting rancangan resolusi mendukung rencana Liga Arab terhadap Suriah
Sidang DK PBB menggelar voting rancangan resolusi mendukung rencana Liga Arab terhadap SuriahFoto: dapd

13 anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyetujui resolusi yang akan menunjukkan dukungan bagi rencana Liga Arab. Rencana untuk mengakhiri kekerasan berdarah yang telah berlangsung selama 11 bulan.

Mohammed Loulichki, duta besar Maroko untuk PBB, satu-satunya negara Arab dalam dewan, menyuarakan kekecewaannya terhadap Moskow dan Beijing. Kecaman juga langsung berdatangan dari komunitas internasional. Termasuk menteri luar negeri Jerman, Guido Westerwelle. "Keputusan ini sangat mengecewakan. Jelas sebuah kesalahan. Namun kami tidak akan menyerah begitu saja, demi warga Suriah. Kami berutang solidaritas dan dukungan terhadap mereka," tegasnya.

Tanpa basa-basi diplomatik lagi, duta besar Amerika Serikat Susan Rice menyatakan jijik terhadap veto Rusia dan Cina. Menurut Rice, pertumpahan darah yang akan terus berlanjut di Suriah kini berada di tangan kedua negara tersebut.

Veto ganda kedua

Ini menjadi kali kedua Rusia dan Cina sebagai anggota permanen Dewan Keamanan PBB menggunakan hak veto ganda menyangkut Suriah. Bulan Oktober lalu, kedua negara memveto rancangan resolusi yang diajukan negara-negara Eropa mengutuk kekerasan di Suriah dan mengancam pemberlakuan sanksi-sanksi baru.

Seorang desertir berdiri di sebelah tank militer Suriah yang hancur di Homs
Seorang desertir berdiri di sebelah tank militer Suriah yang hancur di HomsFoto: dapd

Para diplomat telah menduga Cina akan mengikuti langkah Rusia. Bahwa keputusan veto sebenarnya datang dari Moskow setelah diplomat Amerika dan Eropa menolak rangkaian amandemen yang diajukan Rusia. Rezim di Kremlin mengeluhkan rancangan resolusi sebagai upaya untuk mengganti rezim di Suriah yang merupakan negara tujuan utama bagi ekspor senjata buatan Rusia.

Menlu Rusia Sergei Lavrov, "Ini akan menjadi ketetapan yang tidak realistis. Berharap pemerintahan di Suriah mau mundur dari kota-kota lokasi konflik di saat para kelompok bersenjata mulai menduduki kota-kota tersebut."

Amandemen yang diajukan Rusia menuntut oposisi Suriah turut bertanggung jawab atas kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 5 ribu warga Suriah. Negara-negara Barat menolak ide ini dan bersikeras tanggung jawab terbesar jatuh kepada pemerintah Suriah.

Rezim di Damaskus tampak semakin mantap dalam menghancurkan para desertir militer yang bergabung dengan gerakan pemberontakan. Pekan lalu, militer Suriah melancarkan serangan hebat ke pinggiran Damaskus yang mulai diambil alih kekuatan pemberontak. Serangan besar-besaran ke Homs hari Sabtu (4/2) juga menjadi respon terhadap pergerakan desertir di sejumlah permukiman.

Carissa Paramita/ap/rtr

Editor: Christa Saloh-Foerster