1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia dan Uni Eropa Jajaki Kemitraan Baru

20 Oktober 2009

Uni Eropa dan Rusia hampir mencapai perjanjian kemitraan yang baru, yakni kerjasama dengan landasan yang luas. Tapi perundingan mengenainya terhenti ketika terjadi perang antara Rusia dan Georgia bulan Agustus 2008.

https://p.dw.com/p/KBF3
Foto: DW-Montage/Bilderbox.de

Sekarang kedua belah pihak berupaya untuk kembali melanjutkannya. Bulan November mendatang akan diselenggarakan pertemuan puncak Uni Eropa-Rusia. Kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergej Lavrov di Brussel merupakan langkah untuk menyiapkannya.

Bagi Swedia yang saat ini memimpin Dewan Uni Eropa, Menteri Luar Negerinya Carl Bildt menanggapinya dengan datar, meskipun menyampaikan sikap optimis. „Tentu saja terdapat beberapa masalah, dimana kami memiliki perspektif yang berbeda. Terutama menyangkut masalah di kawasan Kaukasus Selatan . Disamping itu, tentu juga terdapat masalah, dimana kami melihat sesuatu yang mendesak dan juga peluang untuk meningkatkan hubungan,“ ungkap Carl Bildt.

Menurut pandangan Uni Eropa, masalah politik energi termasuk masalah utama. Di waktu belakangan, terjadi pertikaian antara Rusia dan negara transit Ukraina mengenai pemasokan gas. Konflik mengenainya serta terhentinya pasokan gas juga menimpa Uni Eropa. Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov menandaskan, masalahnya tidak terletak dinegaranya. „Kami dapat menyampaikan jaminan. bahwa kami akan memenuhi semua kewajiban untuk memasok gas ke Eropa, seperti di tahun-tahun belakangan. Masalahnya menyangkut pengangkutan dan itu harus dipecahkan dengan pihak yang berkaitan dengan pengangkutannya. Dan kami bersedia untuk menemukan solusinya.“

Sementara itu, Ukraina selalu menandaskan tidak bersalah dalam hal ini. Tapi Uni Eropa sama sekali tidak menanggapi sikap saling menyalahkan. Sebaliknya komisi Uni Eropa menyampaikan usulan penyelesaiannya secara konkrit, yakni mencari kemungkinan meredakan pertikaian mengenai energi, sebelum konfliknya semakin meluas.

Komisaris Urusan Luar Negeri Uni Eropa Benita Ferrero-Waldner mengatakan, „Tanpa diragukan lagi, yang diperlukan adalah sistem peringatan dini di bidang energi, untuk pengadaan minyak, gas dan listrik. Terdapat tiga langkah untuk itu, yakni saling memberikan informasi, melakukan pembahasan dan menerapkannya. Itulah yang kami usulkan. Dan kami melihat kemungkinan, bahwa kami dapat menandatanganinya.“

Di tengah konflik politik dunia, Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov sekarang melihat adanya kesepakatan. Dikatakannya, dalam masalah Afghanistan, negaranya mendukung misi internasional, karena dampak dari teroris, perdagangan narkoba dan sindikat kejahatan juga menimpa Rusia. Sehubungan dengan itu, Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt memperingatkan, agar hasil pemilihan presiden di Afganistan harus dijelaskan dengan tuntas.

Meskipun terdapat kesepakatan dalam menangani konflik politik di dunia, jalan untuk menuju dicapainya perjanjian kemitraan dan kerjasama yang baru antara Uni Eropa dan Rusia masih belum mulus. Setelah pertemuan puncak tanggal 18 November mendatang di Stockholm, baru akan jelas, apakah Uni Eropa dan Rusia membuka jalan bagi dapat dicapainya kemajuan untuk mewujudkan perjanjian kemitraan yang baru.

Christoph Hasselbach/Asril Ridwan

Editor : Luky Setyarini