1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Ingin Tampilkan Diri di Vladivostok

Evlalia Samedova/Roman Goncharenko6 September 2012

Rusia mengeluarkan uang banyak untuk mempersiapkan pertemuaan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik APEC di Vladivostok. Para pakar mengatakan, Moskow berupaya menutupi kelemahan di wilayah itu.

https://p.dw.com/p/164Yb
Foto: picture alliance / dpa

Simbol bagi modernisasi di wilayah Rusia Timur Jauh adalah sebuah jembatan sepanjang 1104 meter dengan bobot 23.000 ton dan seharga sekitar 1 miliar Dollar AS. Menurut keterangan Rusia, jembatan di Vladivostok ini merupakan jembatan kabel pancang terpanjang di dunia, menghubungkan kota pelabuhan Vladivostok dengan Pulau Russki. Jembatan ini dibangun sehubungan dengan digelarnya KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, yang dimulai pada Jumat (07/09/12).

Vladivostok dianggap sebagai pos Rusia di Timur Jauh. Nama kota, yang terletak sekitar 9.000 kilometer sebelah timur Moskow di perbatasan dengan Cina ini, dalam Bahasa Rusia kira-kira berarti “Memiliki Timur”.

Rusia merogoh kantong cukup dalam untuk mempersiapkan KTT APEC 2012. Menurut keterangan resmi, pembangunan jalan, jembatan, hotel dan gedung konferensi telah menelan biaya lebih dari 20 miliar Dollar AS. Untuk perbandingan: bagi kejuaran sepak bola Piala Eropa lalu, Ukraina mengeluarkan hanya sepertiga dari biaya di atas.

Kelemahan Rusia

Modernisasi memang penting, namun menurut para pakar, investasi raksasa bagi KTT APEC ini memiliki sasaran lain, yaitu untuk menaikkan citra Rusia. Agar para kepala dan pemimpin negara serta para elit ekonomi dari Jepang, Cina atau Singapur dapat melihat, “Bahwa baik secara politik maupun ekonomi, Rusia memegang peranan penting di kawasan,“ dikatakan Margaret Klein dari Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik Berlin SWP.

Menurut Margaret Klein, di kawasan Asia-Pasifik, sebenarnya Rusia merupakan negara dengan ekonomi lemah. “Memang Rusia memiliki sumber daya dan bahan baku,“ dikatakan Stefan Meister dari Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman DGAP di Berlin. Namun dalam bidang inovasi dan infrastruktur, “Tidak banyak yang bisa ditunjukkan Rusia dan hampir tidak mampu bersaing dengan negara lain di wilayah.“ Ditambahkan Stefan Meister.

Para pakar di Moskow juga memiliki pandangan serupa. “Terlepas dari beberapa proyek besar, seperti pembangunan pipa gas ke Cina, Rusia hampir tidak diperhitungakn di Asia,“ demikian menurut Dmitri Sulsov dari Dewan Kebijkan Luar Negeri dan Pertahanan Rusia. Kekuatan ekonom di wilayah Rusia Timur Jauh yang jarang penduduk hanya sekitar 8.000 US$ per kapita. Sementara Korea Selatan memiliki kekuatan ekonomi tiga kali lebih besar, demikian perhitungan Vladislav Inosemzev, direktur Pusat Studi Masyarakat Pasca-Industri di Moskow.

Asia Lebih Menarik daripada Eropa?

Melihat latar belakang ini, infrastruktur mewah pada KTT APEC dianggap sebagai upaya untuk menutupi kelemahan yang dimiliki Rusia di kawasan. Moskow berambisi untuk memperluas posisinya di kawasan Asia-Pasifik. Secara ekonomi, Asia dapat lebih menarik bagi Rusia, diakatakan Stefan Meister dari DGAP. Menurut pandangan Rusia, akibat krisis mata uang Euro, di masa depan tidak ada pertumbuhan pasar bagi Rusia di Uni Eropa.

Selain itu, bagi Rusia lebih mudah untuk melakukan dialog dengan beberapa negara Asia dibandingakan dengan Barat, demikian menurut Margaret Klein dari SWP. Bukti bahwa negara-negara seperti Cina bisa melakukan modernisasi ekonmi tanpa melakukan modernisasi politik, dilihat Moskow sebagai “k3berhasilan dari model ini“, dikatakan Margaret Klein.

Tidak Sepenuh Hati

Setelah terpilih kembalinya Vladimir Putin sebagai presiden Rusia, beberapa pengamat memperkirakan bahwa Rusia akan lebih fokus pada Asia. Salah satu perjalanan luar negeri pertama yang dilakukan Putin adalah ke Beijing. Dan rekan Putin dari Amerika Serikat tidak akan menemuinya di Vladivostok. Barack Obama telah menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadirannya pada KTT APEC ini. Ini merupakan satu hal yang “mengecewakan“ bagi Rusia, menurut Margaret Klein. “Ini juga merupakan tanda bahwa Amerika menilai atau melihat Rusia bukan satu mitra penting di Asia.“

Jika Rusia tertarik untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan, Rusia juga menghadapi dilema, dikatakan StefanMeister dari DGAP. “Rusia khawatir bahwa dengan terlalu banyaknya investasi yang datang dari Asia akan menjadikan negara Asia mendominasi di kawasan,“ demikian Stefan Meister. Rusia bergerak ke arah Asia “dengan mempergunakan rem tangan“. Moskow “tidak benar-benar“ menawarkan keterbukaan yang nyata terhadap investor dari negara-negara APEC.