1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia : Mesin Agitasi dan Propaganda Pecah Rakyat

2 Maret 2015

Pembunuhan tokoh oposisi Rusia, Nemstov di jalanan kota Moskow menyebabkan rakyat Rusia terpecah ke dalam perang saudara diam-diam. Kini ketakutan merebak di kalangan warga.

https://p.dw.com/p/1Ejk2
russland nemzow opposition moskau trauer mord nemtsov
Foto: picture-alliance/dpa

Pembunuhan tokoh oposisi Rusia, Boris Nemstov, dikomentari dengan tajam dalam tajuk harian-harian internasional. Eksekusi dramatis di jalanan kota Moskow terhadap tokoh oposisi yang mantan wakil kepala pemerintahan Rusia itu tidak sekedar kejahatan politik berat. Aksi penembakan pengecut itu juga memecah rakyat Rusia ke dalam perang saudara secara diam-diam.

Demikian komentar harian Rusia Wedomosti yang terbit di Moskow. Lebih lanjut harian ini menulis: Dengan pembunuhan Nemtsov sebuah batasan psikologis diterobos. Terjadi transisi dari kebencian menjadi ketakutan. Aksi berdarah itu menjadi dampak langsung dari haluan yang dicanangkan penguasa Rusia untuk memobilisasi rakyat. Perang di Ukraina dan penciptaan sosok musuh lewat cara propaganda, memecah rakyat Rusia menjadi "kelompok kita" dan "kelompok musuh". Dan penguasa di Kremlin tidak bertindak sebagai wasit, melainkan memihak pada satu kelompok warga. Eskalasi dari haluan ini akan memicu isolasi politik dan ekonomi Rusia, sekaligus represi keras terhadap warga yang merasa tidak puas.

Harian Perancis Le Figaro yang terbit di Paris dalam tajuknya berkomentar: Menyalahkan rezim dan konconya adalah hal terlarang di Rusia. Nemtsov, tokoh oposisi dan mantan wakil perdana menteri di bawah pemerintahan Boris Yeltsin, dengan berani menantang Putin dan mengecam agresi Rusia di Ukraina. Bagi penguasa Rusia, hal ini merupakan kejahatan dan layak ditebus dengan tembakan empat peluru di punggung. Siapapun nanti yang dituduh bersalah sebagai pembunuh, akan sangat mencengangkan, jika pembunuhan tokoh penentang Putin lainnya akan menggoyahkan poisisinya. Lewat Propaganda dan kultus individu, Putin akan tetap berada di puncak popularitas.

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung juga berkomentar senada. Harian yang terbit di Zürich ini dalam tajuknya menulis: Pimpinan puncak di Kremlin bisa cuci tangan dan menujukkan dirinya tidak bersalah. Putin telah memicu iklim yang meningkatkan nasionalisme yang menanamkan kecurigaan massal bahwa musuh negara dan "koloni kelima" mengancam di mana-mana. Siapapun dalang di belakang aksi berdarah itu, terlihat pesan amat jelas terhadap pihak oposisi di Rusia. Inilah aksi menakut-nakuti oposisi yang berharap rezim Vladimir Putin akan goncang akibat krisis ekonomi dan dampak sanksi internasional, yang dapat menghadapi aksi pembunuhan terarah. Kelompok anti rezim Putin harus menghadapi realita gelap. Penguasa Kremlin tidak bersedia melakukan adu kekuatan lewat basis hukum atau argumen. Sebab Kremlin hanya kenal aksi kekerasan brutal.

Harian Hongaria Nepzabadsag yang terbit di Budapest dalam tajuknya menulis komentar yang sangat tajam. Pernyataan dan buka-bukaan fakta yang dilakukan Boris Nemtsov, cukup jadi alasan untuk menemukan "relawan" yang siap membungkam tokoh oposisi ini. Untuk itu tidak perlu petunjuk langsung dari Putin. Karena sistem aparat negara yang didukung mesin agitasi dan propaganda nasional, menciptakan mayoritas warga yang percaya bahwa mereka membutuhkan dunia semacam itu. Karena sistem Putin memberikan janji keamanan dari serangan agresif Barat dan kaum liberal yang serakah. Di dalam dunia semacam ini, lawan politik yang dinilai berbahaya akan segera dilikudiasi.

as/yf(afp,dpa)