1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Percepat Pembangunan Bandar Antariksa

3 September 2014

Ambisi Rusia menjadi kekuatan adidaya di luar angkasa mulai mendapat wujud. Vladimir Putin memerintahkan agar pembangunan bandar antariksa baru di Vostochny dipercepat. Tujuannya agar tidak bergantung pada negara lain.

https://p.dw.com/p/1D5nD
Baustelle Kosmodrom Wostotschny in Russland
Kosmodrom Vostochny dalam proses pembangunanFoto: picture-alliance/dpa

Rusia berniat serius dengan program antariksanya. Presiden Vladimir Putin, Selasa (2/9) memerintahkan agar pembangunan bandar antariksa baru di Siberia dipercepat. Rusia ingin mengurangi kebergantungan terhadap Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.

Nantinya Vostochny Cosmodrome berlokasi di dekat perbatasan Cina dan Jepang.

Putin menyempatkan diri berkunjung langsung ke Vostochny untuk mengawasi pembangunan. Kunjungan itu dilakukan di tengah konflik yang memanas dengan Ukraina.

Perkembangan terbaru dari kawasan dianggap menguak kelemahan program antariksa Rusia yang sepenuhnya bergantung pada negara bekas Uni Sovyet.

Ambisi Antariksa Rusia

Proyek pembangunan bandar antariksa di wilayah sendiri adalah bagian penting dari ambisi Putin menghidupkan kembali program luar angkasa Rusia yang terpukul oleh kejatuhan Uni Soviet. "Infrastruktur antariksa sendiri dan jejaring modern bandar antariksa akan membantu Rusia kembali menjadi kekuatan adidaya di luar angkasa," kata Putin di Vostochny.

Putin mengklaim pembangunan saat ini mengalami keterlambatan selama tiga bulan dan sekitar 6000 buruh yang ada saat ini cuma separuh dari jumlah yang direncanakan. "Di masa depan kapasitas Kosmodrom akan diperluas untuk program penjelajahan bulan, Mars dan benda langit lainnya."

Pemerintah di Moskow sudah mengucurkan dana sebesar 100 miliar Rubbel atau sekitar 2,7 miliar US Dollar untuk pembangunan bandar antariksa yang baru. Rusia selama ini menyewa landasan peluncuran di Baikonur, Kazakhstan sejak kejatuhan Uni Sovyet 1991.

Rusia Usung Angara buat Saingi AS dan Eropa

Putin juga telah menyiapkan dana 50 miliar Rubbel untuk kelanjutan proyek di Vostochny setelah pembangunan selesai. Ia mengaku pemerintah kesulitan menyisihkan dana menyusul biaya pendudukan semenanjung Krimea di Ukraina dan embargo ekonomi yang diterapkan negara-negara barat.

Di tengah krisis yang melanda Rusia tidak berniat mengurangi dana investasi buat program antariksanya. "Rencana kami tidak berubah kendati pengurangan anggaran dan tekanan akibat sanksi," kata Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin.

Juli silam Rusia untuk pertama kali meluncurkan roket antariksa yang sepenuhnya dibangun di Rusia. Roket bernama Angara itu didesain untuk menggantikan roket Proton dan menyaingi rival komersil asal Perancis, Arianespace dan SpaxeX, Amerika Serikat.

rzn/hp (rtr,ap)