1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sabotase Terhadap Program Nuklir Iran?

1 Desember 2010

Masalah pelik pada instalasi nuklir Iran dan tewasnya sejumlah ahli fisika atom negara itu, memunculkan dugaan akan sabotase terhadap program nuklir Iran.

https://p.dw.com/p/QMjd
Salah satu mobil yang dikatakan korban serangan terhadap ilmuwan IranFoto: Morteza Yarahmadi

Dari Iran muncul berita, bahwa program atom negara itu terkena berbagai hambatan. Pengayaan uranium yang kontroversial harus dihentikan sementara, karena dampak dari serangan cyber dengan virus komputer 'Stuxnet' sepertinya lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pemerintah di Teheran juga menambah perlindungan bagi pegawai penting dalam program atomnya, setelah hari Senin (29/11), dalam kejadian berbeda, Majid Shariari seorang ahli fisika tewas dalam sebuah serangan di Teheran, sementara seorang lagi mengalami luka berat. Pihak penyerang memanfaatkan kekacauan lalu lintas di jalanan Teheran. Mereka menggunakan sepeda motor agar bisa mendekati kendaraan korban, mengaktifkan bahan peledak, dan melarikan diri tanpa bisa dikejar.

Wakil Presiden Iran Mohamad Reza Rahimi yakin bahwa serangan tersebut didalangi pihak luar negeri. "Mereka yang mengaku-ngaku memerangi teror, mereka malah menggunakan teror sebagai senjata. Dan kami akan mengungkap identitas para pelaku."

Tidak ada yang percaya, bahwa insiden ini adalah sebuah kebetulan atau perbuatan pihak oposisi dalam negeri Iran. Dalam kurun waktu kurang dari setahun, dua ilmuwan nuklir tewas dalam serangan semacam itu. Ilmuwan ketiga mengalami luka parah dan yang keempat sempat menghlang saat tengah dalam perjalanan ke Arab Saudi. Ilmuwan tersebut kemudian memang muncul kembali di Amerika Serikat dan kembali ke Iran, namun setelah itu tidak terdengar apa-apa lagi darinya.

Banyak yang menduga, bahwa program atom Iran dan pekerjanya semakin berada di bawah tekanan. Ini juga diyakini oleh Presiden Mahmud Ahmadinejad. "Tidak diragukan lagi, serangan yang terjadi melibatkan negara-negara Barat dan rezim zionis mereka."

Belum ada bukti dari teori tersebut dan nampaknya juga tidak akan diperoleh dalam waktu dekat. Siapa pun yang bisa melakukan serangan di pusat kota Teheran, hampir bisa dipastikan adalah pelaku profesional yang akan bisa melarikan diri dari penyelidikan pemerintah Iran. Selasa (30/11), Presiden Ahmadinejad menuduh anggota tetap Dewan Keamanan PBB lah yang bersalah setelah mencantumkan nama korban yang terluka dalam daftar hitam resolusi sanksi bagi Iran tahun 2007 lalu. Dalam resolusi tersebut, Fereydoon Abbasi Davani teridentifikasi sebagai ilmuwan senior logistik bagi angkatan bersenjata dan Kementrian Pertahanan Iran.

Pada upacara pemakaman ilmuwan Majid Shariari, pimpinan program energi atom Iran Ali Akbar Salehi juga mengatakan, bahwa serangan tersebut adalah peringatan dari negara-negara Barat, menjelang perundingan baru mengenai program nuklir negaranya. Salehi tidak mengatakan secara spesifik siapa gerangan yang ia anggap bertanggung jawab, namun pejabat penting Iran lainnya menunjuk hidung musuh bebuyutan Iran, yaitu Israel dan Amerika Serikat.

Tanggal 6 dan 7 Desember mendatang, kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman akan kembali bernegosiasi dengan juru runding Iran Saeed Jalili di Jenewa, Swiss. Pertemuan ini akan dipimpin oleh Pejabat Tinggi Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton.

Peter Philipp/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Ayu Purwaningsih