1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

EAA: Satu dari Delapan Kematian di Eropa Terkait Polusi

8 September 2020

Badan Perlindungan Lingkungan Uni Eropa EEA mengatakan, 13 persen kematian terkait dengan pencemaran udara. Laporan EEA juga menyebutkan, komunitas miskin dan terpinggirkan terdampak paling parah.

https://p.dw.com/p/3i9Xj
Smog di Brussels
Smog di BrusselsFoto: picture-alliance/AP Photo/File/G. V. Wijngaert

Badan Perlindungan Lingkungan Eropa (EEA) mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis Selasa (8/9) bahwa 13 persen kematian di Eropa adalah akibat dari pencemaran lingkungan. Badan yang berbasis di Kopenhagen itu menyebutkan, ada lebih dari 400.000 kematian dini di Uni Eropa setiap tahun.

"Ada hubungan yang jelas antara kondisi lingkungan dan kesehatan penduduk," kata Komisaris Lingkungan Uni Eropa Virginijus Sinkevicius.

Pesepeda di Milan, Italia
Terutama penduduk yang lebih miskin di perkotaan terdampak pencemaran lingkunganFoto: picture alliance/ROPI

Laporan itu mengatakan pandemi virus corona telah menunjukkan betapa rentannya populasi Eropa terhadap "kesehatan manusia dan kesehatan ekosistem." Populasi yang rentan termasuk anak-anak dan orang tua, yang paling berisiko terdampak pencemaran lingkungan.

Terutama penduduk miskin terpapar polusi berakibat kematian

"Orang-orang miskin terpapar polusi udara dan cuaca ekstrem secara tidak proporsional, termasuk gelombang panas dan dingin yang ekstrem," kata laporan EEA. "Ini terkait dengan tempat mereka tinggal, bekerja, dan bersekolah, seringkali di lingkungan perkotaan dan dekat dengan lalu lintas padat." Laporan itu juga mencatat perbedaan antara Eropa timur dan barat.

EEA mengatakan, kualitas air di Uni Eropa tergolong tinggi, dengan air untuk mandi mendapat nilai "sangat baik" dalam 85 persen kasus pengujian.

"Setiap orang harus memahami bahwa dengan menjaga planet kita, kita tidak hanya menyelamatkan ekosistem, tetapi juga kehidupan, terutama yang paling rentan," kata Virginius Sinkevicius.

Dampak perubahan iklim

Laporan EEA juga menyebutkan, perubahan iklim juga berdampak besar pada angka kematian, terutama karena makin banyak gelombang panas dan bencana banjir. Catherine Ganzleben dari EEA mengatakan, penduduk di lingkungan perkotaan yang terutama rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Penelitian EEA didasarkan pada data-data Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengenai angka kematian dan penyebabnya. Menurut data-data sejak 2012, sekitar 13 persen kematian setiap tahun di Uni Eropa berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan dan sebenarnya bisa dihindari.

Penyebab kematian yang terbanyak adalah penyakit kanker, penyakit jantung dan stroke, yaitu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan  atau pecahnya pembuluh darah.

hp/vlz (dpa, afp)