1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Saudi Minta Umat Muslim Tunda Ibadah Haji

1 April 2020

Pelaksanaan haji tahun ini terancam dibatalkan menyusul eskalasi wabah COVID-19. Pemerintah Arab Saudi meminta umat muslim mengurungkan niat menyambangi dua kota suci lantaran tidak bisa menjamin keselamatan jemaah Haji.

https://p.dw.com/p/3aIF4
Masjidil Haram tampak sepi sejak pemerintah larang pelaksanaan ibadah
Sejak 28 Februari 2020, Arab Saudi menangguhkan visa bagi peziarah untuk mengunjungi situs-situs suciFoto: Reuters

Seorang pejabat kerajaan Arab Saudi meminta lebih dari satu juta umat muslim agar mengurungkan niat menunaikan ibadah haji tahun ini. Imbauan tersebut mencuatkan dugaan pembatalan pelaksanaan haji menyusul pandemi Corona.

Februari silam pemerintah di Riyadh mengambil keputusan bersejarah saat menutup kota Mekkah dan Madinah untuk orang asing. Terakhir kali langkah serupa diberlakukan adalah saat flu Spanyol merajalela pada 1918 dan menewaskan puluhan juta orang di seluruh dunia.

Larangan beraktivitas di luar rumah diperketat menyusul angka penularan yang merangkak ke kisaran 1.500 kasus dengan 10 korban jiwa. Sejauh ini kawasan Timur Tengah mencatat 71.000 kasus dengan 3.300 angka kematian. Iran mewakili porsi terbesar dari jumlah tersebut.

"Kerajaan berkewajiban menjamin keselamatan semua umat muslim" yang beribadah di Mekkah dan Madinah, kata Menteri urusan Haji dan Umrah, Muhammad Saleh bin Taher Banten kepada televisi lokal. "Sebab itu kami meminta semua umat muslim di seluruh dunia untuk menunda perjalanan haji sampai situasinya membaik."

Dia diwawancara dengan latar belakang halaman dalam Masjidil Haram yang dipenuhi suara serangga. Tidak ada gumam doa atau salawat yang biasa menggema di situs suci umat muslim tersebut.

Sejauh ini pemerintah telah memberlakukan karantina wilayah di empat kota, yakni Mekkah, Madinah, Riyadh dan yang terakhir Jeddah. Selain itu Arab Saudi juga menghentikan semua penerbangan komersil, baik domestik maupun internasional.

Peziarah menggunakan masker saat berada di Masjidil Haram
Peziarah menggunakan masker saat berada di Masjidil HaramFoto: AFP/A.G. Bashir

Setiap tahun, musim haji mengundang sekitar dua juta umat muslim dari seluruh dunia untuk berkumpul di dua kota suci tersebut. Sebab itu pula tidak sedikit yang meratapi kemungkinan dibatalkannya ibadah haji tahun ini, terutama buat mereka yang sudah sejak lama menghuni daftar tunggu.

Eskalasi wabah corona diyakini baru akan memuncak di Arab Saudi dalam beberapa pekan ke depan. Menurut Muhammad Saleh, ada sekitar 1.200 jemaah umrah yang terjebak di Mekkah lantaran tidak bisa pulang ke negara masing-masing. Sebagian ditempatkan di dalam karantina di sejumlah hotel.

Kantor berita pemerintah Saudi Press Agency mengutip pernyataan sang menteri ketika menurunkan editorial yang meminta calon jemaah haji "agar bersabar.” Musim haji sendiri akan dimulai akhir Juli mendatang. 

Pemerintah Saudi tergolong dini memitigasi dampak wabah corona. Pembatalan umrah dan penutupan Masjidil Haram misalnya ditetapkan lima hari sebelum kasus pertama dilaporkan. Sehari kemudian, Riyadh menghentikan arus pengunjung dari negara-negara Teluk, ketika negara- negara lain di dunia hanya menghentikan kunjungan dari Cina, Iran, Italia dan Korea Selatan.

Raja Salman sedari awal juga berjanji membiayai ongkos pengobatan pasien COVID-19, termasuk warga asing, baik yang legal maupun ilegal.

Saudi melaporkan pasien pertama COVID-19 pada tanggal dua Maret silam. Angka penularan bertambah menjadi 17 dua pekan berselang dan meroket ke kisaran 1.500 kasus pada akhir bulan. Rentang waktu wabah corona di Arab Saudi diprediksi berlangsung serupa dengan di Indonesia.

rzn/vlz (AP)