1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

SBY Dilantik sebagai Presiden untuk Masa Jabatan Kedua

20 Oktober 2009

Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiono, Selasa (20/10)dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia untuk masa jabatan 2004-2009.

https://p.dw.com/p/KAvv
Susilo Bambang YudhoyonoFoto: AP

Upacara pelantikannya dihadiri sejumlah kepala pemerintah negara tetangga dan negara sahabat, termasuk Perdana Menteri Australia Kevin Rudd. Namun dua mantan presiden yaitu Abdurahman Wahid dan Megawati tidak hadir.

Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiono dilantik sebagai presiden dan wakil presiden dua bulan setelah ditetapkan sebagai pemenang Pemilu. Upacara pelantikan, di depan sidang paripurna MPR, didahului dengan pengambilan sumpah keduanya secara Islam.

Dalam pidato pertama usai diambil sumpahnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, prioritas utama pemerintahannya lima tahun mendatang adalah meningkatan kesejahteraan rakyat. Pasangan SBY - Budiono, yang memenangkan mayoritas suara dalam pemilihan presiden dan memiliki dukungan penuh di Parlemen, juga menjanjikan penguatan demokrasi dan penegakan keadilan selama masa pemerintahannya kelak.

Hal lain yang dijanjikan Yudhoyono adalah menciptakan pemerintahan yang baik, serta melanjutkan upaya pemberantasan korupsi dan memerangi kemiskinan. Menurut Yudhoyono, semua target itu hanya bisa dicapai dengan adanya kebersamaan dan dukungan para elit politik, termasuk dari para pesaingnya. Secara Khusus, Yudhoyono juga memuji para pesaingnya dalam Pemilu Presiden 2009, sebagai putra putri terbaik bangsa.

Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden setelah memperoleh lebih dari 60 persen suara dalam Pilpres. Tetapi kemenangan telak Yudhoyono dan dominasi partai pendukungnya di parlemen memunculkan kekhawatiran, pemerintahnya kelak akan berjalan tanpa pengawasan yang cukup.

Hari Rabu (21/10), pasangan ini akan mengumumkan nama-nama menteri kabinet yang disebut sebagai Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Zaki Amrullah

Editor: Ayu Purwaningsih