1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Seberapa Aman Setelan Pabrik Android?

Rob Cameron31 Juli 2014

Produsen antivirus Avast! mengaku berhasil menguak kelemahan sistem operasi Android setelah menemukan rentetan data pribadi dari ponsel yang telah dikembalikan ke pengaturan pabrik.

https://p.dw.com/p/1CmG8
Foto: R. Cameron

Avast! membeli 20 ponsel Android bekas melalui ebay. Dan menggunakan alat forensik komersial, mereka berhasil mengembalikan data yang seharusnya sudah hilang ketika pengguna sebelumnya menghapus bersih ponsel.

Perusahaan antivirus dan keamanan ponsel yang berbasis di Republik Ceko ini mendapati ribuan email, detail kontak, pesan teks SMS, foto selfie dan foto-foto lainnya - beberapa diantaranya vulgar.

"Banyak orang tidak menganggap ponsel mereka sebagai sebuah komputer," kata kepala pemasaran Avast! Chris Benham.

"Kita bertransaksi online, menyimpan foto-foto keluarga, memakai aplikasi bank dan hal-hal lainnya yang dulu kita lakukan pada komputer, dan sekarang pada ponsel."

Hapus semua data?

Masalahnya, ujar Benham, dari ponsel-ponsel bekas yang dibeli Avast!, semua data ini masih ada meski penggunanya telah memilih 'pengaturan pabrik' yang mengindikasikan segalanya akan dihapus.

"Dengan memiliki opsi untuk menghapus semua informasi, ini menciptakan persepsi bahwa pengguna telah menghapus dan menghilangkan data karena tidak bisa dilihat lagi," jelas Benham.

"Namun kenyataannya yang dilakukan adalah menghilangkan penunjuk menuju informasi yang mau dihapus. Informasinya sendiri masih tersimpan di dalam gawai."

Ponsel menimpa data pengguna ketika pengguna baru menambahkan data mereka - seperti foto dan kontak.

Sementara data pengguna sebelumnya - baik data sensitif atau memalukan - masih dapat ditemukan kembali.

Selfie tanpa busana

"Dari 20 ponsel bekas kami menemukan sekitar 40.000 foto, ribuan hasil pencarian di Google, ribuan kontak, email. Jadi banyak informasi pribadi dan privat," ungkap Jude McColgan, presiden divisi ponsel Avast!.

Avast! mengatakan di antara foto-foto ada 750 gambar perempuan tidak berbusana lengkap, dan 250 foto "yang tampaknya memperlihatkan kejantanan pemilik ponsel terdahulu."

Google menjawab

Google, yang mengembangkan Android, langsung mengkritik temuan Avast!.

Dua puluh ponsel yang diujicobakan, menurut Google, memiliki sistem operasi Android versi lama.

Dalam tiga tahun terakhir, jelas Google, Android telah dilengkapi alat enkripsi yang tidak memungkinkan menemukan kembali data setelah melewati reset pabrik.

Avast! mengaku bingung dengan respon Google, karena beberapa ponsel yang dipakai percobaan menggunakan Android versi baru.

Namun sejumlah kritikus menilai percobaan Avast! tak lebih dari sekedar mengejar publisitas.

Akal-akalan Avast! demi publisitas?
Akal-akalan Avast! demi publisitas?Foto: R. Cameron

Perusahaan ini berusaha melakukan transisi dari perusahaan peranti lunak antivirus terdepan dengan lebih dari 218 juta pengguna di seluruh dunia menjadi perusahaan keamanan ponsel.

Demi publisitas?

Avast! menawarkan app keamanan ponsel - secara gratis - dan juga layanan premium yang mencakup keuntungan tambahan, yang ditarik biaya.

Sejumlah fitur yang ditawarkan cukup bagus. App anti-maling mereka, misalnya, akan mengambil foto sang maling yang berusaha mengakses ponsel Anda yang terkunci - dan mengirim fotonya ke email Anda.

Namun kalau berbicara tentang perlindungan data, tidak ada solusi yang 100 persen efektif.

Pengguna Apple lebih diuntungkan dengan iOS, yang tidak seperti Android, bukanlah platform terbuka - segalanya terenkripsi. Namun bukan berarti yang sudah dihapus tidak dapat ditemukan kembali kalau Anda kehilangan, menjual atau memberikan ponsel Anda. Hanya lebih susah saja untuk ditemukan.

Pakar gawai seperti Jan Klesla menyarankan pengguna untuk menyimpan semua data dalam kartu memori - dan mengeluarkan kartu tersebut ketika menjual ponsel.