1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sejumlah Perusahaan Hentikan Kerjasama dengan Wikileaks

Agus Setiawan9 Desember 2010

Mula-mula perusahaan kartu kredit MasterCard yang memblokir semua pembayaran ke rekening Wikileaks. Disusul kemudian perusahaan kartu kredit lainnya, VISA, juga membekukan rekening Wikileaks.

https://p.dw.com/p/QUXA
Gambar simbol WikileaksFoto: picture-alliance/dpa

Juru bicara VISA Eropa kepada portal internet DW-World.de mengatakan, untuk sementara menghentikan penerimaan pembayaran ke rekening Wikileaks. Saat ini sedang dilakukan pengusutan, apakah Wikleaks melanggar aturan pasar yang berlaku di negara di mana VISA beroperasi atau melanggar aturan yang ditetapkan oleh VISA. Sejauh ini portal internet pembocor dokumen rahasia pemerintah Amerika Serikat ini memperoleh biaya operasinya hanya dari sumbangan para pendukungnya.

Sejumlah perusahaan lainnya juga menyusul memblokir aset atau akses Wikileaks. Bank Postfinance di Swiss langsung menutup rekening pribadi Julian Assange, dengan alasan Assange memberikan keterangan palsu mengenai domisilinya. Sistem pembayaran lewat internet PayPal juga memblokir rekening Wikileaks. Perusahaan internet AS, Amazon, juga mendepak Wikileaks dari servernya.

Tindakan memblokir rekening Wikileaks serta mendepak portal internet itu dari servernya, ditanggapi dengan kritis oleh forum diskusi internet. Jejaring ini menuduh tindakan itu dilakukan atas tekanan pemerintah AS. Juga sejumlah tokoh politik mengecam pemutusan kerjasama sepihak dengan Wikileaks. Juru bicara politik hukum fraksi partai liberal Jerman FDP di parlemen, Christian Ahrendt, mengecam perusahaan yang disebutnya menjadi kepanjangan tangan pemerintah AS itu.

Juga para hacker memulai perang cyber membela Wikileaks. Mereka menyerang dan melumpuhkan situs milik perusahaan yang memblokir Wikileaks. Mula-mula Amazon, setelah itu PayPal, MasterCard dan situs VISA yang dilumpuhkan. Juga situs Postfinance Swiss dan kejaksaan Swedia diserang gencar. Pada awalnya hanya segelintir hacker yang bergabung dalam apa yang disebut “Operation Payback” atau operasi balas dendam itu. Hari Kamis (09/12) disebut-sebut sudah empat ribuan hacker yang bergabung.

Mengenai modus operasinya, pakar internet Jerman, Uli Geiger, menggambarkan, "Para penyerang amat cerdik. Mereka menyerang lewat jalur tersembunyi. Jadi dari mana datangnya serangan tidak dapat dilacak. Siapa pelakunya juga tidak dapat diketahui."

Sejumlah pakar internet mengatakan, serangan itu baru gebrakan awal. Langkah selanjutnya amat tergantung dari perundingan menyangkut Assange di Inggris, AS dan Swedia. Selain itu para aktivis Wikileaks menyatakan akan terus membocorkan data dari dokumen rahasia AS. Mereka akan melawan aksi pembungkaman ini. Situs asli Wikileaks saat ini diblokir, namun data-datanya tetap dapat diakses lewat "mirror data" dari berbagai server yang berbeda-beda di seluruh dunia.

Alexandra Scherle/Agus Setiawan

Editor: Asril Ridwan